Sukses

Sepi Sentimen, IHSG Berpotensi Tertekan

Sektor tambang menjadi pendorong Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan saham Senin kemarin.

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan tertekan pada perdagangan saham Selasa pekan ini. Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi memperkirakan IHSG bergerak pada support 6.587 dan resistance 6.636.

Kemarin, IHSG ditutup menguat 20 poin atau berakhir pada level 6.680,62. Penguatan tersebut ditopang oleh sektor pertambangan.

"Sektor pertambangan menjadi pendorong penguatan saham yang dispekulasikan mengalami pertumbuhan profit tahun 2017 ini," kata dia di Jakarta, Selasa (30/1/2018).

Sementara, investor asing tercatat melakukan jual bersih. Tercatat, jual bersih investor asing mencapai Rp 409,69 miliar.

"Investor asing tercatat net sell sebesar Rp 409, 69 miliar seakan mulai melakukan aksi profit taking dengan saham BBRI, PGAS, dan TLKM yang terjual net value investor asing di atas Rp 100 miliar, " ujar dia.

Bursa Asia sendiri ditutup variatif. Indeks Nikkei ditutup turun 0,01 persen, Topix naik 0,06 persen, Hangseng turun 0,56 persen, dan Shanghai turun 1,81 persen.

"Greenback menguat sedangkan Yen turun setelah BOJ menegaskan proyeksi inflasi yang lebih kuat. Yen Jepang turun 0,2 persen menjadi 108,82 per dolar, penurunan terbesar dalam lebih dari seminggu," ujar dia.

Lanjar merekomendasikan saham PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP), PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA), PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI).

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

IHSG Menguat ke Posisi 6.680

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak bervariasi pada awal pekan ini. Namun, IHSG mampu berbalik ke zona hijau sehingga catatkan rekor baru.

Pada penutupan perdagangan saham, Senin 29 Januari 2018, IHSG naik 20 poin atau 0,30 persen ke posisi 6.680,61. Indeks saham LQ45 stagnan di posisi 1.126,40. Sebagian besar indeks saham acuan menguat. Pada penutupan perdagangan saham Jumat 26 Januari 2018, IHSG ditutup rekor tertinggi di 6.660.

Pada awal pekan ini, IHSG sempat cetak level tertinggi 6.686,34 dan terendah 6.634,88. Ada sebanyak 224 saham menguat sehingga mendorong IHSG ke zona hijau. Sedangkan 147 saham melemah dan 114 saham diam di tempat.

Transaksi saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham 428.142 kali. Total frekuensi perdagangan saham 12,4 miliar saham. Nilai transaksi Rp 10 triliun. Investor asing melakukan aksi jual Rp 398,86 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat di posisi Rp 13.358.

Secara sektoral, sebagian besar sektor saham menguat kecuali sektor saham infrastruktur turun 1,34 persen. Sektor saham tambang naik 2,56 persen, dan catatkan penguatan terbesar. Disusul sektor saham pertanian mendaki 1,75 persen dan sektor saham konstruksi menanjak 1,69 persen.

Saham-saham catatkan top gainers antara lain saham BBHI naik 34,45 persen ke posisi Rp 160, saham BTON menguat 34,19 persen ke posisi Rp 157, dan saham BGTG menguat 34,12 persen ke posisi Rp 114 per saham, dan saham BTPN naik 24,90 persen ke posisi Rp 3.260 per saham.

Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham DWGL turun 15,89 persen ke posisi Rp 450, saham RDTX melemah 10,45 persen ke posisi Rp 6.000, dan saham AKSI tergelincir 8,47 persen ke posisi Rp 324.

Bursa saham Asia pun sebagian besar menguat kecuali indeks saham Jepang Nikkei turun 0,01 persen dan indeks saham Shanghai melemah 0,99 persen, serta indeks saham Hong Kong Hang Seng turun 0,56 persen. Sedangkan indeks saham Korea Selatan Kospi menguat 0,91 persen, indeks saham Singapura naik 0,28 persen dan indeks saham Taiwan menguat 0,67 persen.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.