Sukses

Kementerian PUPR Tawarkan Bendungan Jambo Aye ke Swasta

Proyek Bendungan Jambo Aye memiliki nilai komersial karena memiliki potensi penghasil listrik.

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan menawarkan kerja sama pada proyek Bendungan Jambo Aye di Aceh melalui skema Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU). Harapannya, kerja sama tersebut bakal terlaksana pada tahun ini.

Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR Imam Santoso mengatakan, proyek ini memiliki nilai komersial karena memiliki potensi penghasil listrik. Kapasitas listrik diproyeksikan sebesar 106 megawatt (MW).

"Kita mau coba (KPBU) satu bendungan yang di Jambo Aye di Aceh. Itu mau kita coba, karena listriknya cukup besar dan investor juga minat," kata dia Kementerian PUPR Jakarta, Senin (29/1/2018).

Dia mengatakan, investor dari China dan Korea Selatan menyatakan minat untuk turut serta dalam pembangunan bendungan tersebut. Saat ini, pemerintah tengah berkomunikasi dengan calon investor itu.

"Biasanya mereka minta profil, kita berikan mereka, mereka pelajari dulu. Tapi ada satu potensi yang bisa kita berikan," dia menambahkan.

Imam melanjutkan, nilai investasi untuk Bendungan Jambo Aye sekitar Rp 4 triliun. Nilai tersebut hanya konstruksi, belum pada nilai tanah.

"Tanahnya belum. Tanahnya bisa masuk LMAN, bisa tidak. Nanti kita bicarakan," ungkap Imam.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

9 Bendungan Jokowi Rampung Tahun Ini

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menargetkan, sembilan  bendungan yang dimulai pembangunannya tahun 2015 akan rampung pada 2018. Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menargetkan pembangunan 65 bendungan yang terdiri dari 16 bendungan lanjutan dan 49 bendungan baru.

"Pada bulan Maret, akan rampung Bendungan Rotiklot di NTT, dilanjutkan dengan Bendungan Tanju, Mila, Bintang Bano di NTB, Bendungan Gondang dan Logung di Jawa Tengah, Bendungan Sei Gong di Batam, Bendungan Sindang Heula di Banten, serta Bendungan Paselloreng di Sulawesi Selatan," jelas Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu (21/1/2018).

Lebih lanjut, total kapasitas tampung dari sembilan bendungan tersebut mencapai 288 juta m3. Basuki menambahkan, selesainya bendungan akan diikuti pembangunan jaringan irigasi yang mendapat suplai air langsung dari bendungan atau disebut irigasi premium.

Bendungan yang akan selesai tahun ini yakni Bendungan Rotiklot terletak di Kabupaten Belu memiliki kapasitas tampung sebesar 3,3 juta m3. Bendungan ini  bermanfaat untuk penyediaan air baku sebesar 40 liter per detik dan irigasi seluas 139 hektare. Biaya pembangunannya sebesar Rp 468 miliar.

Tiga bendungan di NTB yang akan selesai pada tahun 2018  yakni Bendungan Tanju, Mila, dan Bintang Bano. Bendungan Tanju di Kabupaten Dompu NTB memiliki kapasitas tampung sebesar 18,27 juta m3, memberi manfaat sebagai sumber air irigasi seluas 2.250 ha, serta air baku sebesar 1,47 m3/detik.

Untuk Bendungan Mila kapasitas tampungnya sebesar 12,27 juta m3 yang digunakan untuk sumber air baku sebesar 1,47 m3/detik. Kedua bendungan ini dibangun dengan total anggaran sebesar Rp 357 miliar.

Bendungan Bintang Bano di Kabupaten Sumbawa Besar dengan kapasitas sebesar 65,87 juta m3 untuk irigasi seluas 21.454 ha dan sumber air baku sebesar 0,55 m3/detik. Biaya pembangunannya sebesar Rp 667 miliar.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.