Sukses

Sri Mulyani: LMAN Harus Bikin Aset Tidur Jadi Produktif

Dulu aset negara tidak terurus, tidak dikelola secara baik, bahkan tak tercatat dalam pembukuan atau neraca keuangan.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati meminta Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN) untuk mengelola aset negara sehingga menjadi aset produktif dan bernilai tambah. Dengan demikian, Indonesia bisa seperti negara maju dalam pemanfaatan aset negara.

Dia menceritakan kondisi dulu yang mana aset negara tidak terurus, tidak dikelola secara baik, bahkan tak tercatat dalam pembukuan atau neraca keuangan.

Namun sejak ada Undang-undang Keuangan Negara, pemerintah mulai menyusun neraca keuangan sehingga tercipta kultur pemeliharaan aset, mencatatkannya, menilai atau memvaluasi serta melakukan audit, dan melaporkannya secara baik.

"Dalam 12 tahun, aset negara kita sudah tercatat dalam neraca keuangan pemerintah, baik tanah, gedung, dan non tanah dan gedung sehingga kita tahu nilai aset itu. Lalu kita revaluasi karena harga mengalami perubahan setelah lewat satu dekade," jelas Sri Mulyani saat menghadiri ulang tahun LMAN ke-2 di Djakarta Theater, Jakarta, Rabu malam (10/1/2018).

Dia mengungkapkan, di negara-negara maju, seluruh asetnya bekerja, sehingga pemerintah dan masyarakatnya tinggal menikmati hasil dari nilai tambah pengelolaan aset secara produktif tersebut. Kondisi ini berbeda dengan negara yang kurang maju atau belum maju.

"Di negara kurang maju atau belum maju, asetnya tidur, orangnya yang bekerja keras, tapi gaji tidak cukup. Sedangkan di negara maju, asetnya yang kerja, orangnya tinggal main golf, ungkang-ungkang kaki," terang Sri Mulyani.

Dirinya berharap LMAN dan Ditjen Kekayaan Negara Kementerian Keuangan menjadi motor penggerak untuk mengelola aset negara, memiliki manfaat lebih banyak bagi rakyat. "Jadi bukan manfaat bagi oknum individual," pinta mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu.

Di usia 2 tahun LMAN, Sri Mulyani memiliki harapan besar supaya institusi ini tidak pernah berhenti belajar untuk membandingkan instansi serupa yang mencatatkan kinerja gemilang dalam pengelolaan aset di dunia.

"Jangan pernah lelah untuk melihat dan membandingkan dengan institusi lain. Carilah bandingannya di dunia yang punya kinerja top. Jadikan itu sebagai pemicu LMAN untuk lebih baik dalam mengelola aset dan memberi manfaat maksimal untuk rakyat," tandasnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

LMAN Ambisi Kelola Aset Tidur Milik Pemerintah di 2018

Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN) Kementerian Keuangan menargetkan pengelolaan aset negara yang ada di instansi pemerintahan, terutama aset tidak produktif pada 2018. Saat ini, LMAN masih mengelola aset-aset negara yang menjadi limpahan Direktorat Jendral Kekayaan Negara (DJKN).

"Tahun depan kita coba optimalkan peran LMAN untuk bisa optimalisasi aset yang selama ini menjadi pengelolaan Badan Layanan Umum (BLU) di beberapa Kementerian dan Lembaga. Karena memang banyak aset yang harusnya bisa kita optimalkan," kata Direktur LMAN, Rahayu Puspasari di Hotel Morissey, Jakarta, Rabu (27/12/2017).

Selama ini, LMAN sudah terbukti memiliki pengalaman dalam memaksimalkan aset BLU tersebut, meski lembaga ini baru efektif terbentuk pada 2016. Di antaranya adalah memaksimalkan Kompleks Kemayoran dan Gelora Bung Karno GBK di Jakarta dan Jakabaring, Palembang.

Rahayu mencontohkan, saat ini ada salah satu gedung perkantoran milik salah satu instansi pemerintahan di Kuningan, Jakarta yang sebenarnya bisa dioptimalkan. Gedung tersebut kini hanya memiliki 8 lantai.

"Padahal berdasarkan luasnya bisa kita optimalkan dengan ditingkatkan menjadi 24 lantai. Ini salah satunya. Jadi ke depan kita coba akan lakukan ini," dia menegaskan.

Seperti diketahui, LMAN terus berupaya untuk menambah portofolio aset kelolaan, yang mana pengelolaan aset negara ini menjadi tugas utama lembaga yang baru dibentuk dua tahun lalu tersebut.

Pada tahun ini, LMAN mendapatkan hak kelola beberapa aset eks Pertamina, seperti aktiva kilang eks LNG Arun dengan nilai aset Rp 11,05 triliun, aktiva kilang LNG Badak dengan nilai aset Rp 16,03 triliun, tanah di Jalan Terogong Jakarta Selatan senilai Rp 1,32 triliun (yang saat ini digunakan sebagai sekolah internasional Jakarta Inter-Cultural School/JIS), serta tanah dan bangunan di Jalan Dipati Ukur Bandung senilai Rp 5 miliar.

LMAN juga bertanggungjawab atas pengelolaan aset beberapa properti, berupa rumah toko (ruko), rumah tinggal, dan gedung senilai Rp 201,73 miliar, serta apartemen senilai Rp 95,26 miliar. Lembaga ini juga mendapatkan hak kelola tanah untuk Proyek Strategis Nasional (PSN) senilai Rp 11,8 triliun.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.