Sukses

Naik Transportasi Online Tak Selalu Nyaman, Waspada 3 Risiko Ini

Meski punya banyak manfaat, transportasi online juga tidak terlepas dari adanya risiko yang perlu Anda ketahui.

Liputan6.com, Jakarta - Dari manfaat-manfaat yang ditawarkan dari aplikasi transportasi berbasis online memang tidak bisa dipungkiri, bahwa aplikasi online juga tidak terlepas dari adanya risiko yang perlu Anda ketahui.

Apa saja risiko jika Anda menggunakan aplikasi transportasi online?

1. Tidak Selalu Profesional

Pengemudi profesional yang dimaksud adalah sebagai orang yang memang hidup sehari-harinya dari mengemudi. Anda bisa mengharapkan pelayanan prima dari seorang pengemudi profesional, misalnya berpakaian seragam atau rapi, cara mengemudi yang aman dan nyaman, mobil wangi, menjaga aroma tubuh tetap segar, saat membawa penumpang.

Sedangkan, siapa saja bisa jadi supir Uber, Grab, Gojek. Anda juga bisa kalau Anda mau. Meski ada proses seleksi dan ada aturan dari masing-masing perusahaan aplikasi berbasis online ini, tetapi ingatlah, siapa saja bisa mendaftarkan kendaraan mereka dan masuk ke dalam sistem aplikasi ini.

Nah dengan demikian, pelayanan bisa menjadi sangat bervariasi, tergantung masing-masing orang. Jika Anda mengharapkan supir Uber, Gojek, Grab, berlaku dan bersikap profesional, kemungkinan (tidak selalu) Anda bisa kecewa.

Bagi perusahaan aplikasi transportasi berbasis online ini, supir mereka bukanlah karyawan, melainkan sebagai partner, mitra dari aplikasi tersebut.

2. Tidak Tahu Jalan

Anda sebagai penumpang, mengharapkan pengemudi yang Anda tumpangi akan tahu jalan. Nah, ini pun perlu Anda ketahui, bahwa pengemudi Uber, Grab dan Gojek, mengandalkan aplikasi mereka untuk tiba sampai tujuan. Ketika mengemudi, mereka biasanya melihat Google Maps atau Waze mengikuti arah yang diperlihatkan pada smartphone mereka.

Jika Anda beruntung, pengemudi Uber, Grab atau Gojek, sudah tahu akan lewat jalan apa, jika tidak, Anda yang harus mengarahkan mereka agar sampai tujuan dengan selamat.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

3. Tarif Tidak Flat

Harga bisa saja dan sangat mungkin berubah. Anda perlu perhatikan misalnya di aplikasi Uber, diterapkan sistem surge pricing, harga bisa 1,6x lipat bahkan 2x lipat dari tarif normal. Hal ini karena kelangkaan jumlah transportasi yang ada di suatu area dibandingkan jumlah penumpang di area tersebut.

Biasanya saat jam sibuk seperti pulang kantor, waktu makan siang, atau hari libur besar, Lebaran misalnya, di mana kebutuhan lebih banyak pada suatu saat bersamaan. Setiap aplikasi memiliki sistem perhitungan harga yang berbeda.

Ini karena tujuan dari aplikasi ini adalah mencari pengguna sebanyak mungkin, sehingga segala cara dilakukan untuk menarik penumpang dan juga pengemudi.

Mau Baca Tips Bisnis dan Karir Lainnya Dari Tung Desem Waringin? Silakan Klik tdwuniversity.com

Baca Juga: 5 Hal Sederhana Ini Memberikan Efek Besar pada Kesuksesan Bisnis

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.