Sukses

Jokowi Ingin Pesawat Nurtanio Segera Dijual ke Pasar

Nama Nurtanio diberikan langsung Presiden Jokowi bertepatan dengan Hari Pahlawan pada 10 November 2017 ini.

Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta pesawat N219 Nurtanio segera dipasarkan secara komersial. Purwarupa pesawat N219 merupakan karya anak bangsa hasil kerja sama PT Dirgantara Indonesia (PTDI) dan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan).

Bahkan nama Nurtanio diberikan langsung Presiden Jokowi bertepatan dengan Hari Pahlawan pada 10 November 2017 ini. Pemberian nama berlangsung di Base Ops, Lapangan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat (10/11/2017).

“Ya kalau ini sudah selesai, artinya proses berikutnya adalah proses bisnis. Harus bisa dipasarkan, harus bisa masuk ke komersial. Harus bisa masuk ke dunia industri. Artinya memang harus ada yang beli,” ujar Presiden, seperti mengutip laman Sekretariat Kabinet.

Menurut Jokowi, proses bisnis yang dijalankan untuk pesawat N219 Nurtanio ini akan memberikan dampak kepada berkembangnya industri di Indonesia, utamanya industri pesawat.

Perihal kebutuhan anggaran anggaran untuk membangun pesawat ini, Jokowi menilai hal itu tidak ada masalah.

Menteri BUMN Rini Soemarno mengatakan, nama Nurtanio disematkan Presiden Jokowi untuk mengenang dan menghargai jasa-jasa Laksamana Muda Udara (Anumerta) Nurtanio Pringgoadisuryo yang telah merintis pembuatan pesawat terbang di tanah air sejak 1946.

“Nurtanio Pringgoadisuryo adalah salah seorang perintis berdirinya industri pesawat terbang di Indonesia yang bekerja di Biro Perencana Konstruksi Pesawat di lingkungan Tentara Republik Indonesia yang berkedudukan di Madiun. Biro ini adalah cikal bakal lahirnya industri dirgantara di Indonesia. Mengingat jasanya itu, sangat layak kiranya nama beliau diabadikan sebagai nama purwarupa pesawat N219,” kata Rini.

Kehadiran pesawat N219 nantinya diharapkan dapat menjadi sarana pendukung dalam mewujudkan konektivitas udara Indonesia.

“Pesawat N219 dapat menjadi solusi distribusi logistik nasional untuk mendukung program jembatan udara logistik kita. Berdampingan dengan tol laut dan infrastruktur darat, kehadiran pesawat N219 akan melengkapi sistem distribusi logistik nasional menjadi semakin terintegrasi, efektif dan efisien, yang pada gilirannya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kehadiran pesawat ini merupakan implementasi BUMN Hadir Untuk Negeri dari PT DI,” tutur Rini.

Tonton Video Pilihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kehebatan Pesawat N219 Nurtanio

Seperti Liputan6.com kutip dari data PT DI, menyebutkan ada beberapa kehebatan yang dimiliki N219. Apa saja?

N219 merupakan pesawat dengan kapasitas 19 seat dengan bermesin baling baling (propeller) dengan jenis Hartzell 4-Blade Metal Propeller. Dengan jenis ini maka pesawat mampu mendarat di landasan (runway) yang hanya memiliki panjang 600 meter.

"Dengan begitu, maka memang pesawat ini diperuntukkan menjangkau wilayah terpencil di Indonesia," kata Deputi Usaha Tambang, Industri Strategis dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno, beberapa waktu lalu.

Tidak hanya itu, N219 ini juga didukung dengan dua mesin Pratt & Whitney Aircraft of Canada Limited PT6A-42 masing-masing bertenaga 850 SHP.

Degan bekal mesin tersebut maka N219 ini, mampu mengangkut beban hingga 7.030 kilogram (kg) saat take off dan 6.940 kg saat mendarat. Kecepatan pesawat N219 bisa mencapai 210 knot dengan kecepatan ekonomisnya 190 knot.

N219 diciptakan sebagai pengembangan pesawat NC 212 yang diproduksi PT DI dengan CASA. Pesawat sejenis yang menjadi pesaing N219 saat ini adalah Twin Otter DHC-6 yang berasal dari Kanada.

Hanya saja keunggulan N219 dibandingkan Twin Otter tersebut, karena memiliki model lebih modern dan harganya lebih murah. Efisiensi ini didapatkan karena sistem pesawat ini telah menggunakan sistem terbaru yang digunakan pesawat-pesawat saat ini, sehingga suku cadangnya juga mudah didapatkan.

Di kabin pilot, N219 sudah menerapkan Garmin G-1000 dengan Flight Management System yang ada di dalamnya terdapat GLobal Positioning System (GPS), sistem autopilot dan sistem peringatan bahaya penerbangan.

Kelebihan lain dari N219 ini juga mampu dimodifikasi menjadi pesawat angkut amfibi, dimana bisa mendarat di laut. Ini diklaim akan menopang wisata bahari di Indonesia.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.