Sukses

Pimpin Upacara, Sri Mulyani Putar Kembali Sejarah 72 Tahun Lalu

Dalam pidatonya, Sri Mulyani mengingatkan kembali perjuangan para pahlawan untuk mengusir penjajah yang menindas bangsa Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati menjadi inspektur upacara dalam rangka memperingati Hari Pahlawan yang jatuh setiap 10 November. Dalam pidatonya, Sri Mulyani mengingatkan kembali perjuangan para pahlawan untuk mengusir penjajah yang menindas bangsa Indonesia.

Dari pantauan Liputan6.com, Jakarta, Jumat (10/11/2017), upacara Hari Pahlawan digelar di lapangan Kementerian Keuangan, Jakarta tepat pukul 08.00 WIB. Mengenakan batik lengan panjang dan celana panjang hitam, Sri Mulyani bertindak selaku inspektur upacara. Acara ini juga dihadiri oleh para pejabat dan pegawai di lingkungan Kementerian Keuangan. 

Dalam peringatan Hari Pahlawan, Sri Mulyani memutar kembali peristiwa 72 tahun silam di Hotel Yamato, Surabaya, Jawa Timur. Kala itu, katanya, Belanda mengibarkan bendera mereka di puncak hotel.

Tindakan tersebut merupakan upaya nyata dari Belanda untuk menegakkan kembali kekuasaan penjajahan atau kolonialisme. "Tindakan itu adalah tantangan nyata kepada Indonesia yang telah memproklamirkan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945," ucap Sri Mulyani.

Dia melanjutkan, warga Surabaya kemudian berinisiatif naik ke puncak hotel untuk merobek bendera Belanda. Bendera merah putih biru dirobek oleh rakyat Indonesia menjadi bendera berwarna merah putih, bendera Indonesia.

Pada 10 November 1945 tersebut, Sri Mulyani mengatakan, tentara sekutu melancarkan serangan militer dilengkapi oleh perlengkapan perang yang canggih dan jauh lebih maju. Sementara para pejuang bangsa bersenjatakan bambu runcing namun disertai semangat yang membara.

"Bung Tomo, tokoh kunci dalam pertempuran bersejarah tersebut, berhasil membakar semangat para pejuang di Surabaya. Semangat perjuangan para pahlawan untuk menjaga kemerdekaan dan kedaulatan bangsa sungguh patut kita teladani," tuturnya.

Sri Mulyani menilai, Hari Pahlawan merupakan momen penting bagi bangsa Indonesia untuk terus memelihara api perjuangan, tidak boleh padam untuk menjaga dan mempertahankan kemerdekaan dan martabat bangsa dan negara Indonesia.

Pada awal kemerdekaan Indonesia, ancaman Indonesia yang nyata adalah upaya penjajah Belanda untuk menguasai kembali tanah tumpah darah Indonesia untuk dijajah kembali.

"Dengan memperingati Hari Pahlawan, kita dapat meneladani perjuangan para pahlawan yang telah bersedia untuk berkorban jiwa raga, harta benda untuk menjaga negara dari segala ancaman dari luar maupun dari dalam yang dapat melemahkan dan menghancurkan negara kita," tegasnya.

Tonton Video Pilihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Mengenang Jasa Para Pahlawan di Dalam Uang Rupiah

Hari ini, 10 November 2017, Indonesia kembali memperingati Hari Pahlawan. Banyak cara bisa dilakukan untuk mengenang jasa para pahlawan.

Salah satunya, dengan memasukkan gambar mereka dalam mata uang negara ini. Beberapa wajah pahlawan, bisa dilihat saat kita bertransaksi menggunakan rupiah. Harapannya, agar generasi saat ini dan ke depan akan terus mengenang jasa para pahlawan tersebut.

Yuk, simak kembali siapa saja para pahlawan yang diabadikan pemerintah dalam mata uang rupiah dalam emisi terbaru yang dirilis tahun lalu, sebagai balasan mengenang jasa mereka. Berikut ulasannya, seperti dirangkum Liputan6.com, Jumat (10/11/2017).

Soekarno dan Mohammad Hatta

Gambar dua proklamator Republik Indonesia Sukarno dan Mohammad Hatta terpampang di dalam uang pecahan Rp 100 ribu kertas.

Sukarno lahir dengan nama Koesno Sosrodihardjo pada 6 Juni 1901. Ia adalah Presiden RI pertama yang menjabat pada 1945 hingga 1966.

Adapun Mohammad Hatta lahir dengan nama Mohammad Athar pada 12 Agustus 1902. Ia adalah Wakil Presiden Indonesia yang pertama.

Sukarno dan Hatta adalah tokoh penting dalam kemerdekaan Indonesia. Keduanya memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.

Djuanda Kartawidjaja

Wajah Djuanda Kartawidjaja menghiasi uang pecahan Rp 50 ribu kertas.

Dia lahir di Tasikmalaya, Jawa Barat, pada 14 Januari 1911. Berdasarkan Surat Keputusan Presiden RI No 244/1963, Djuanda diangkat sebagai pahlawan kemerdekaan nasional.

Selain di rupiah, nama djuanda juga diabadikan sebagai nama bandar udara di Surabaya, Jawa Timur.

Sumbangan terbesar dari Perdana Menteri Indonesia ke-10 ini adalah Deklarasi Djuanda tahun 1957 yang menyatakan bahwa laut Indonesia adalah termasuk laut sekitar, di antara dan di dalam kepulauan Indonesia menjadi satu kesatuan wilayah NKRI.

Gerungan Saul Samuel Jozias Ratulangi

Pahlawan nasional yang lebih dikenal dengan nama Sam Ratulangi ini terpampang dalam uang pecahan Rp 20 ribu kertas.

Sam Ratulangi dijadikan Pahlawan Kemerdekaan Nasional berdasarkan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No 590 Tahun 1961, tanggal 9 November 1961.

Pada masa penjajahan Jepang, Sam Ratulangi diangkat menjadi anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia. Sesudah Negara RI terbentuk, dirinya diangkat menjadi Gubernur Sulawesi.

Ia sangat berjasa dalam perjuangan melawan pembodohan dan kolonialisme Belanda di Manado.

Frans Kaisiepo

Pria kelahiran Biak, Papua, pada 10 Oktober 1921 ini merupakan pahlawan kemerdekaan Indonesia. Wajah dari Frans menghiasi uang pecahan Rp 10 ribu kertas.

Penetapan Frans Kaisiepo sebagai pahlawan nasional berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 077/TK/1993, tanggal 14 September 1993.

Saat Belanda akan mendirikan Negara Indonesia Timur, Frans Kaisiepo menentangnya. Bahkan, ia kemudian mengganti nama Netherland Nieuwe Guinea dengan Irian yang merupakan singkatan dan Ikut Republik Indonesia Anti Netherland.

Frans Kaisiepo bersama dengan rakyat Biak kemudian terus mengadakan perlawanan menentang Belanda di Irian. Ia kemudian diangkat menjadi gubernur pertama Irian.

Idham Chalid

Idham Chalid merupakan pahlawan dari Kalimantan Selatan. Wajahnya menghiasi uang pecahan Rp 5 ribu kertas.

Idham Chalid diangkat menjadi Pahlawan Nasional Indonesia berdasarkan Keppres Nomor 113/TK/Tahun 2011 tanggal 7 November 2011.

Ia merupakan politikus yang cukup berpengaruh. Idham Chalid menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri Indonesia pada kabinet Djuanda.

Idham Chalid merupakan tokoh Nahdlatul Ulama (NU). Pada Muktamar NU ke-21, Idham terpilih menjadi ketua umum PBNU. Saat dipercaya menjadi orang nomor satu NU ia masih berusia 34 tahun.

 

3 dari 3 halaman

Pahlawan Lainnya

Mohammad Hoesni Thamrin

Gambar Mohammad Hoesni Thamrin terpampang di uang pecahan Rp 2.000 kertas. Ia adalah perintis Revolusi Kemerdekaan Indonesia.

Ia juga dikenal sebagai salah satu tokoh dari organisasi Kaoem Betawi yang pertama kali menjadi anggota Dewan Rakyat di Hindia Belanda, yang mewakili kelompok pribumi.

Tjut Meutia

Tjut Meutia adalah pahlawan nasional dari Pirak, Aceh Utara. Ia menjadi pahlawan nasional Indonesia berdasarkan Surat Keputusan Presiden Nomor 107/1964 pada tahun 1964.

Gambar Tjut Meutia terpampang di uang pecahan Rp 1.000 kertas.

Tjut Meutia adalah pahlawan nasional Indonesia dari daerah Aceh. Tjut Meutia melakukan perlawanan terhadap Belanda bersama suaminya Teuku Muhammad atau Teuku Tjik Tunong.

Namun pada Maret 1905, Tjik Tunong berhasil ditangkap Belanda dan dihukum mati di tepi pantai Lhokseumawe.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.