Sukses

Menaker Hanif: Peningkatan SDM Jadi PR Pemerintah

Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri mengatakan, saat ini Indonesia masih menghadapi sejumlah tantangan, seperti kualitas sumber daya manus

Liputan6.com, Jakarta Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri mengatakan, saat ini Indonesia masih menghadapi sejumlah tantangan, seperti kualitas sumber daya manusia (SDM) yang rendah dan sejumlah masalah lain.

Rendahnya tingkat pendidikan menyebabkan pekerja terjebak dalam kategori 'low skill worker'. Alhasil, mereka hanya mendapat porsi pekerjaan kelas rendah dengan pendapatan di bawah pekerja pada umumnya.

Lebih menyedihkan lagi, lanjut Hanif, bahwa saat ini persoalan tenaga kerja di Indonesia masih dipinggirkan.

"Problem hari ini jadi tantangan besar buat kita. Ini menjadi PR (pekerjaan rumah) kita untuk menjadikan SDM menjadi andalan dalam pembangunan," kata Hanif saat menghadiri Indonesia Career Summit (ICCN) 2017 di IPB International Convention Center, Selasa (12/9/2017)..

Karena itu, menurut Hanif, kehadiran ICCN menjadi sangat penting karena diharapkan bisa memberi penguatan pusat karir untuk peningkatan daya saing global SDM Indonesia.

"Makanya hulu hilirnya ini harus nyambung. ICCN juga nanti bisa jadi konseling dan memberikan arahan bagi SDM yang hendak membuka wirausaha," kata dia.

Mengatakan, sumber daya manusia merupakan aset yang sangat penting bagi sebuah Negara. Tanpa adanya sumber daya manusia yang unggul dan berkualitas, tidak mungkin sebuah negara bisa tumbuh menjaga negara yang unggul dan berdaulat.

Presiden ICCN Bambang Setia Budi mengatakan, sumber daya manusia yang sehat, cerdas, dan bermoral adalah jaminan sebuah masa depan bangsa. Dalam konteks pembangunan sumber daya manusia, tentu pemerintah harus ikut andil dalam menyongsong hal tersebut.

"Pemerintah harusnya saat ini fokus kepada SDM karena tahun 2030 kita mendapat bonus demografi," ujar Budi.

Jika pemerintah tidak segera mengambil langkah dari sekarang, kualitas SDM yang tidak memiliki daya saing akan menjadi ancaman besar bagi Indonesia.

"Makanya kita dipaksa harus siap menerima hal itu," kata Budi. (Achmad Sudarno)

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini