Sukses

Gangguan Satelit, 97 ATM di Pantura Barat Masih Belum Berfungsi

Gangguan Satelit Telkom 1 berdampak terhadap ATM tiga bank di wilayah eks karesidenan Pekalongan.

Liputan6.com, Pekalongan - Akibat gangguan Satelit Telkom 1, 97 mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM) dari tiga bank yakni Bank Central Asia (BCA), Bank Mandiri dan Bank Negara Indonesia (BNI) di wilayah eks karesidenan Pekalongan (Kabupaten Batang, Kabupaten Pekalongan, Kota Pekalongan, Kabupaten Pemalang, Kabupaten Tegal, Kota Tegal dan Kabupaten Brebes) mengalami gangguan.

Kepala Tim Kantor Perwakilan Bank Indonesia Tegal, Gunawan Purbowo menuturkan, gangguan Satelit Telkom berdampak terhadap anjungan tunai mandiri (ATM) tiga bank di wilayah eks karesidenan Pekalongan.

"Di wilayah eks Karesidenan Pekalongan ini gangguan satelit Telkom hanya berdampak pada tiga Bank, yakni bank BCA, Mandiri dan BNI. Bank BCA sebanyak 60 ATM mengalami gangguan dan baru lima ATM yang sudah teratasi, kemudian Bank Mandiri sebanyak 21 ATM dan sudah berhasil memulihkan satu mesin ATM, Bank BNI sebanyak enam mesin ATM yang mengalami gangguan dan dua mesin ATN sudah dipulihkan kembali sehingga masih empat yang mengalami gangguan," ucap Gunawan Prabowo, Jumat (1/9/2017).

Gunawan menuturkan, gangguan satelit itu hanya berdampak pada ATM, tidak berdampak pada layanan yang lainnya. "Layanan dari BI sendiri tetap normal seperti biasa," kata dia.

Ia menuturkan, berdasarkan informasi dari Telkom, kalau pemulihan gangguan akibat Satelit Telkom ditargetkan selesai dalam beberapa hari ke depan. BI juga meminta perwakilan bank untuk proses migrasi ke satelit yang lain.

"Untuk mengatasi gangguan tersebut, kami selaku otoritas di bidang sistem pembayaran, meminta kepada para perwakilan Bank tersebut agar proses migrasi ke satelit yang lain. Selain itu, kami juga mengharapkan kepada ATM yang offline untuk bisa memasang informasi lokasi terdekat ATM yang online. Sehingga masyarakat tahu di mana lokasi ATM yang online," tutur dia.

Saksikan Video Menarik di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Telkom Selidiki Anomali Satelit Telkom 1

Pada Jumat 25 Agustus 2017, terjadi anomali pada satelit Telkom 1. Hal ini memicu pergeseran arah antena (pointing) satelit Telkom 1 yang membuat layanan transponder satelit terganggu.

Akibatnya, sejumlah layanan yang membutuhkan koneksi satelit tak dapat berjalan maksimal. Menurut laporan, hal ini menyebabkan ribuan Anjungan Tunai Mandiri (ATM) offline dan siaran televisi terganggu.

Penyebab anomali pada satelit Telkom 1 sampai saat ini belum juga diketahui. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) mengaku masih melakukan investigasi terkait anomali ini bersama Lockheed Martin, pabrikan yang memproduksi Telkom 1.

Direktur Utama Telkom, Alex J Sinaga, mengungkapkan pihaknya selalu berkoordinasi dengan Lockheed Martin untuk mencari tahu penyebab anomali yang membuat layanan satelit Telkom 1 terganggu itu.

"Koordinasi yang kita lakukan sama seperti yang seharusnya dilalukan semua operator satelit. Sampai saat ini penyebabnya masih didalami, baik Telkom atau pabrikan pembuatnya," ujar Alex pada Rabu 30 Agustus 2017.

Menurut Alex, sambil menunggu hasil penyelidikan, Telkom fokus untuk mengoptimalkan pelayanan terhadap pelanggan. Pihaknya memastikan tindakan pemulihan (recovery) layanan satelit Telkom 1 berjalan lancar.

Ia menekankan, seluruh SDM Telkom fokus untuk mempercepat migrasi pelanggan, baik dalam menyiapkan kapasitas transponder pengganti maupun re-pointing antena satelit. Adapun transponder satelit Telkom 1 dimigrasikan ke satelit Telkom 2, Telkom 3S, hingga satelit asing yang disewa Telkom.

Proses pemulihan untuk penyediaan transponder satelit pengganti sudah mencapai 100 persen. Secara keseluruhan, baik penyediaan transponder maupun re-pointing antena ground segment telah mencapai 55 persen dan akan terus dilakukan bertahap hingga 10 September 2017.

Menteri PAN-RB Asman Abnur mengharapkan Kementerian, Lembaga, BUMN dan BUMN mendukung terwujudnya mal pelayanan publik.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.