Sukses

Sarinah Bakal Buka Cabang di Mekah

Setelah di Mekah, Sarinah berencana membuka cabang di Hong Kong.

Liputan6.com, Jakarta - PT Sarinah (Persero), Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang menjalankan bisnis di sektor ritel, melakukan ekspansi pasar. Tak hanya di dalam negeri, Sarinah mencoba merambah pasar luar negeri, salah satunya dengan membuka cabang di Mekah, Arab Saudi.

Direktur Utama Sarinah GNP Sugiarta Yasa menjelaskan, pemilihan Mekah sebagai tujuan ekspansi dikarenakan pasar di sana cukup menjanjikan. "Target kami para pengusaha baik hotel pariwisata di Timur Tengah khususnya di Saudi Arabia, yang kedua memang mendukung program pemerintah untuk jemaah haji," kata Sugiarta di kementerian BUMN, Kamis (17/8/2017).

Dalam melakukan ekspansi, perusahaan tidak mengeluarkan investasi. Hal tersebut karena akan bekerja sama dengan pengusaha lokal yang memfasilitasi gerai.  Sementara Sarinah akan memasok produk dari Indonesia.

Seperti diketahui, Sarinah menjadi BUMN yang memiliki fokus bisnis dalam penjualan produk-produk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia. Dengan demikian, secara bersamaan akan memperluas pasar produk UMKM Indonesia di pasar Timur Tengah. "Untuk di Mekah ini kami harapkan akhir tahun ini bisa buka," tegasnya.

Sarinah akan memasok produk kerajinan tangan, dekorasi rumah, furnitur, garmen berupa pakaian batik dengan corak lebih lembut dan bernuansa Timur Tengah, serta produk makanan halal dengan kemasan yang tersertifikasi.

Upaya ekspansi di pasar Timur Tengah ini menjadi awal dari ekspansi ke luar negeri Sarinah. Setelah ini, Sarinah merencanakan akan membuka cabang kembali di Hong Kong.

Hanya saja di Hong Kong, Sarinah akan berkolaborasi dengan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. BNI yang menyediakan tempat dan Sarinah yang memasok produk.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution optimistis prospek ekspor produk Indonesia yang dijalankan Sarinah ke Arab Saudi sangat menjanjikan.

"Orang Indonesia yang haji atau umrah ke sana berapa banyak. Belum lagi yang bekerja. Jadi ini bukan MoU lagi, tapi langkah konkret menjual produk Indonesia, seperti kerajinan, makanan, minuman, kebutuhan sehari-hari di Arab Saudi. Jadi kalau pergi haji tidak perlu bawa banyak barang," pungkasnya.

Tonton Video Menarik Berikut Ini:


* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.