Sukses

Pesawat N219 Buatan Bandung Sukses Uji Terbang Perdana

Uji coba terbang perdana pesawat n219 dilakukan di Bandara Husein Sastranegara, Bandung.

Liputan6.com, Jakarta - PT Dirgantara Indonesia (Persero) kembali melakukan uji coba produk terbarunya pesawat N219 pada Rabu ini. Banyak perusahaan asal Benua Afrika yang siap untuk membeli pesawat ini. 

Deputi Usaha Bidang Pertambangan, Industri Strategis dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno menjelaskan, selama satu minggu belakangan, N219 telah dilakukan uji kecepatan. "Setelah minggu lalu uji high speed & noselift, hari ini akan dilakukan uji terbang perdana," kata Harry kepada Liputan6.com, Rabu (16/8/2017).

Uji coba terbang perdana ini dilakukan di Bandara Husein Sastranegara, Bandung, yang juga menjadi bagian dari kawasan produksi PTDI.

Untuk itu, Harry meminta doa kepada seluruh masyarakat Indonesia supaya pelaksanaan ini lancar. N219 akan menjadi pesawat murni karya anak bangsa.

Perlu diketahui, pesawat N219 bisa menampung 19 orang. Pesawat bisa mendarat di landas pacu relatif pendek antara 500-600 meter. Jika mendesak, pesawat bisa mendarat di jalan raya.

Sebelumnya pada 18 September 2016, Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia (PT DI) Budi Santoso menceritakan, pesawat N219 telah dipamerkan kepada masyarakat, dan banyak perusahaan asal Benua Afrika yang siap untuk membeli pesawat itu.

Bahkan, ada salah satu perusahaan asal Nigeria yang menawarkan proses assembling dilakukan di negaranya. Ini sebagai tanda bahwa perusahaan itu siap membeli N219 dalam jumlah yang cukup banyak.

"Ada beberapa negara yang datang ke kami, mereka katakan kita kerja sama. Kalau kita mau mereka akan bikin komitmen bikin 100 pesawat nanti di negaranya, jadi assembly di sana, komponen semua dari sini. Banyak negara Afrika yang tertarik‎ pesawat kita. Nigeria salah satunya,"‎ papar Budi saat berbincang dengan Liputan6.com.

Dari pengakuan beberapa perusahaan asal Benua Afrika tersebut, banyak pesawat dengan tipe yang sama dan banyak digunakan di negaranya, tapi kini berusia uzur. Ini karena produsen pesawat tersebut sudah tidak memproduksinya lagi.

Untuk itu, mereka memburu N219 ini karena pesawat jenis ini akan menjadi idola baru‎ di langit-langit Afrika nantinya. Komitmen ini diakui Budi menjadi semangat tersendiri bagi PT DI untuk segera merampungkan produksi N219. "Jadi mereka melihat ini untuk masa depannya Afrika," tambah Budi.

Berikut Videonya:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.