Sukses

Indef: Perbaiki Distribusi Ketimbang Cabut Subsidi Solar Nelayan

Pemerintah dinilai dapat menugaskan Pertamina untuk menyediakan mobil tangki BBM ke sentra kampung nelayan agar distribusi tepat sasaran.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti meminta subsidi bahan bakar minyak (BBM) solar untuk nelayan dihapuskan. Susi menilai, selama ini subsidi tersebut tidak tepat sasaran dan malah dinikmati oleh pihak-pihak yang tidak berhak mendapatkan.

Menanggapi hal tersebut, Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati menilai lebih baik pemerintah memperbaiki sistem distribusi solar bersubsidi bagi nelayan, ketimbang menghapus subsidi solar.

"Ini konteksnya apakah efektif subsidi input buat nelayan atau output.‎ Kalau saya lebih cocok (untuk perbaiki) infrastruktur (distribusi solar)," ujar dia di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (3/8/2017).

Enny mengakui, selama ini nelayan memang tidak bisa mendapatkan solar langsung dari Pertamina. Biasanya para nelayan tersebut mendapatkan solar dari distributor tidak resmi sehingga harus membeli dengan harga yang lebih mahal.

"Pemerintah sekalipun tidak menyediakan SPBU, tempat yang memungkinkan para nelayan bisa mengakses BBM yang digunakan itu dengan mudah. Mereka selama ini harus melalui tangan kedua dan tangan ketiga. Tidak bisa langsung akses yang resmi disediakan pemerintah," kata dia.

Agar distribusi solar lebih tepat sasaran, kata dia, pemerintah bisa menugaskan Pertamina untuk menyediakan mobil tangki BBM ke sentra-sentra kampung nelayan.

"Bisa dengan mobil tangki, sentra nelayan ini kan tertentu. Tidak semuanya daerah nelayan. Kebutuhan mereka berapa itu kan bisa dilayani direct dengan Pertamina. Pertamina bisa menunjuk agen. ‎Solar ini kan nasional, itu (subsidi) kan masih dipertahankan. Persoalan nelayan kita tidak pernah bisa mengakses harga ditetapkan pemerintah karena ada tangan kedua dan ketiga. Jadi bisa mengakses solar sesuai harga yang ditetapkan pemerintah," kata dia.

 

Saksikan Video Menarik di Bawah Ini:

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.