Sukses

Alasan Penyerapan Modal Negara oleh BUMN Masih Rendah

Kementerian Keuangan akan segera berkoordinasi dengan Menteri BUMN Rini Soemarno untuk optimalkan penggunaan penyertaan modal negara.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan realisasi penggunaan Penyertaan Modal Negara (PMN) kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pada 2015 dan 2016 masih minim.

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) akan segera berkoordinasi dengan Menteri BUMN, Rini Soemarno untuk mengoptimalkan penggunaan PMN.

Dalam Rapat Kerja (Raker) antara Komisi VI dengan Menteri BUMN yang diwakili Sri Mulyani, pemerintah menyuntikkan modal sebesar Rp 41,64 triliun pada 35 perusahaan pelat merah dalam mendukung program prioritas nasional.

1. Program Kedaulatan Pangan alokasi sebesar Rp 8,17 triliun
2. Pembangunan Infrastruktur alokasi Rp 18,5 triliun
3. Pembangunan Kemaritiman Rp 5,15 triliun
4. Industri Pertahanan dan Keamanan Nasional Rp 2,6 triliun
5. Program Kemandirian Ekonomi Nasional Rp 6,77 triliun.

"Realisasinya untuk kedaulatan pangan baru 85 persen terpakai Rp 6,95 triliun, pembangunan infrastruktur teralisasi Rp 63,84 persen atau Rp 11,8 triliun, pembangunan kemaritiman paling kecil terpakai Rp 872 miliar atau baru 16,93 persen hingga semester I 2017," ujar Sri Mulyani di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (19/7/2017).

"Selanjutnya program industri pertahanan dan keamanan teralisasi Rp 1,56 triliun atau 60 persen, dan program kemandirian ekonomi nasional Rp 3,28 triliun atau 48,69 persen sampai dengan semester I 2017," tambahnya.

Terdapat beberapa BUMN yang belum optimal merealisasikan penggunaan PMN:

1. PT Pelindo IV dan PT ASDP karena keterlambatan perizinan dan pemilihan mitra strategis untuk pembangunan proyek
2. PT KAI karena belum tersedianya prasarana rel kereta di jalur Trans Sumatera yang akan dibangun oleh Kementerian Perhubungan yang rencananya akan dialihkan untuk mendukung LRT Jabodebek, PT Pelni karena masih dalam proses tender pengadaan kapal
3. PT Angkasa Pura II karena keterlambatan proses pembebasan lahan. Diperkirakan di 2017 akan habis terserap
4. PT KAI, PT Pindad, PT DKB, PT Djakarta Llyod dan PT PPI karena adanya rencana perubahan penggunaan (realokasi) dana PMN yang dimintakan persetujuan RUPS
5. PT Antam karena masih dalam proses penunjukkan pemenang tender.

Sedangkan PMN di 2016, kata Sri Mulyani, pemerintah menginjeksi modal ke 14 BUMN senilai Rp 41,81 triliun. Tapi sampai dengan enam bulan pertama 2017, realisasinya masih perlu digenjot.

1. Program kedaulatan pangan dari alokasi Rp 2,5 triliun, realisasinya baru 17 persen
2. Pembangunan infrastruktur dan maritim alokasi Rp 11,75 triliun, penyerapannya baru 8 persen atau kurang dari Rp 1 triliun
3. Program kedaulatan energi dari Rp 23,5 triliun, realisasinya Rp 6,38 triliun
4. Pengembangan industri strategis dari Rp 3 triliun, baru terserap 3 persen atau Rp 79 miliar
5. Program kemandirian ekonomi nasional dari Rp 1 triliun, seluruhnya sudah terserap

"Belum terserap optimal karena Jasa Marga sedang dalam tahap awal pembangunan jalan tol, PT INKA dan Krakatau Steel masih dalam proses tender pembangunan proyek, dan PT Barata lagi finalisasi perencanaan dan proses groundbreaking pembangunan," jelas Sri Mulyani.

Sri Mulyani mengaku akan terus memonitor penggunaan PMN supaya lebih optimal dalam mencapai program pembangunan nasional. Ia sudah meminta kepada Dirjen Kekayaan Negara untuk berkoordinasi dengan Menteri BUMN, Rini Soemarno dalam penyerapan PMN.

"Kinerja PMN dari awal saya melihat banyak PMN bertriliun-triliun rupiah digelontorkan tapi uangnya masih nganggur. Kita putuskan untuk masukkan ke SKLO account dan termasuk biaya bunganya diperhitungkan masing-masing BUMN untuk PMN itu," ujar dia.

"Yang pasti uang PMN tidak bisa dipakai untuk yang lain tanpa adanya akuntabilitas dari awal," pungkas Sri Mulyani.

 

Saksikan Video Menarik di Bawah Ini:

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.