Sukses

Tak Selamanya Berutang Itu Buruk, Benarkah?

Jika mendengar istilah utang, mungkin yang Anda bayangkan adalah betapa membebaninya hal ini.

Liputan6.com, Jakarta - Jika mendengar istilah utang, mungkin yang Anda bayangkan adalah betapa membebaninya hal ini. Namun di zaman sekarang, begitu mudahnya kita berutang. Istilah utang menjelma menjadi kredit, cicilan, atau angsuran.

Mereka yang menganggap utang sebagai bencana menyarankan untuk jauh-jauh dari sumbernya. Namun layaknya sebuah koin, utang juga punya dua sisi.

Faktanya tidak semua utang itu buruk karena ada yang dimaksud dengan utang produktif. Berikut di antaranya seperti dikutip dari CekAja.com:

Pendidikan

Banyak perusahaan atau instansi pemerintah yang memberikan standar gaji berdasarkan tingkat pendidikan. Tingkat pendidikan juga digunakan sebagai penggolongan dalam PNS, atau penggolongan status karyawan kontrak atau tetap di perusahaan swasta.

Tidak hanya pendidikan formal, pendidikan informal seperti kursus pun bisa memengaruhi penghasilan. Misalnya ketika Anda harus berutang karena ingin mengikuti kursus kecantikan bersertifikasi dari makeup artist terkenal.

Namun harga kursus rias pengantin sampai mahir adalah Rp 20 juta dan Anda terpaksa berutang untuk membayarnya.

Hal ini tergolong utang produktif. Karena ketika Ana sudah mahir dan memiliki banyak pelanggan, pelan-pelan penghasilan Anda menjadi tinggi. Pelanggan makin mempercayai Anda karena Anda merupakan  lulusan sekolah tata rias atau didikan makeup artist ternama.

Modal bisnis

Butuh uang untuk menghasilkan banyak uang. Dan biasanya hal ini berlaku dalam bisnis. Meski banyak bisnis bermodal nol rupiah, beberapa bisnis butuh modal besar. Mereka yang berutang ke bank untuk modal bisnis punya mimpi memiliki bisnis besar.

Risiko bisnis memang besar. Tapi kalau berhasil, untungnya pun besar. Ketika Anda berutang pada bank untuk modal bisnis dan punya strategi matang untuk penggunaannya, hal ini termasuk utang produktif.

Rumah



Rumah

Berbeda dengan orangtua zaman dulu yang dengan mudahnya langsung punya rumah setelah menikah, banyak dari generasi milenial yang kesulitan punya murah. KPR pun menjadi pilihan demi memiliki rumah yang harganya semakin melangit.

Tapi jangan khawatir karena membeli rumah secara KPR merupakan utang produktif. Harga rumah dan tanah akan semakin naik sehingga rumah Anda termasuk investasi.

Mobil

Harga mobil memang mengalami depresiasi. Namun mobil merupakan investasi bagi mereka yang kesulitan mengakses transportasi umum. Begitu juga jika mobil digunakan untuk bisnis atau mencari penghasilan tambahan dengan menjadi supir taksi online.

Tapi harus Anda catat. Jika mobil digunakan sebagai penegasan status sosial atau kekayaan, maka mobil bukan termasuk utang produktif. Anda malah akan terbebani karena harus membayar bunga jika membelinya secara angsuran.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.