Sukses

Negara Ini Jadi Tempat Paling Berisiko untuk Berbisnis

Sejumlah faktor mulai dari angin topan, gempa bumi, teror dan ketegangan politik jadi faktor membuat risiko untuk berbisnis.

Liputan6.com, Jakarta - Berdasarkan hasil studi terbaru, ada sejumlah negara berisiko untuk berbisnis. Hal itu lantaran sejumlah faktor, mulai dari angin topan, gempa bumi, teror dan ketegangan politik.

Dari studi itu menyebutkan bahwa Haiti, Venezuela, Nepal, Ethiopia, Chad dan Pakistan termasuk negara yang berisiko untuk berbisnis. Hasil studi itu dirilis oleh grup FM Global berdasarkan data dari IMF, Bank Dunia, dan World Economic Forum.

Sedangkan negara paling aman untuk berbisnis adalah Swiss. FM Global menyebutkan Swiss memiliki infrastruktur terbaik di dunia, kestabilan politik, ekonomi produktif, dan minim korupsi.

Di posisi kedua ditempati Luxembourg. Negara itu mengalami kenaikan untuk negara paling aman berbisnis dari posisi 8 pada 2013. Kenaikan posisi itu didorong pengurangan ketergantungan terhadap minyak dan melanjutkan pengembangan di sektor jasa.

"Luxembourg memiliki reputasi kuat di sektor keuangan, jaringan provider, dan regulasi bisnis mudah," tulis laporan itu, seperti dikutip dari laman Independent.co.uk, Kamis (18/5/2017).

Selain itu, Luxembourg juga menjadi tempat menguntungkan dari institusi keuangan untuk mencari rumah baru, terutama usai Britain Exit (Brexit).

Secara keseluruhan, Swedia, Austria, Jerman dan Belgia masing-masing menempati posisi ketiga, keempat, dan kelima sebagai negara yang aman untuk berbisnis.

Sedangkan Inggris berada di posisi 16 di belakang Australia, Belgia, Qatar, Belanja, Finlandia, Denmark dan Norwegia.

Sedangkan Tiongkok dan Amerika Serikat dibagi menjadi beberapa bagian untuk sejumlah wilayah. Lantaran geografis yang luas, wilayah itu juga tak lepas dari bencana alam, yaitu angin, gempa bumi, dan banjir. Sejumlah wilayah di AS menempati posisi 9,10 dan 18. Sedangkan wilayah di China menempati peringkat 68,72, dan 66.

Haiti menempati posisi 130. Hal itu mengingat lebih dari 1.000 jiwa meninggal lantaran angin topan Matthew pada Oktober. Ini juga menjadi faktor posisi Haiti berada di peringkat terendah untuk negara berisiko berbisnis.

FM Global juga menyebutkan khusus Timur Tengah menghadapi risiko serangan siber pada 2017 yang dapat pengaruhi kemudahan berbisnis.

Di Asia, FM Global menyebutkan kalau gangguan bisnis lantaran banjir pada 2011 masih berdampak ke Thailand. Enam negara Asia yang kegiatan ekonomi terganggu lantaran banjir antara lain Pakistan berada di peringkat 125, Laos peringkat 113, Bangladesh peringkat 111. Sedangkan Thailand berada di posisi 97, dan Vietnam 95.

Dari studi FM Global juga menemukan kalau peringkat negara yang penetrasi internetnya tinggi dan rendah kebebasan berinternet maka berisiko serangan siber.

Empat negara yang posisinya berada di peringkat terendah berdasarkan indeks risiko siber yaitu Arab Saudi di peringkat 56 dari total 130 negara. Kemudian Bahrain berada di posisi 44, Uni Emirat Arab peringkat 32, dan Qatar berada di peringkat 13.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.