Sukses

Kemenhub Bakal Percepat Penataan Terminal Bus

Dalam menata terminal, Kemenhub akan memisahkan area berdasarkan kegiatannya.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) akan menata terminal ‎dengan membuat zonasi aktivitas. Hal ini akan diterapkan dalam waktu dekat untuk meningkatkan pelayanan penumpang bus.

Direktur Angkutan dan Multimoda, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub, Cucu Mulyana, ‎mengatakan Kementerian Perhubungan akan memisahkan area berdasarkan kegiatannya dalam menata terminal bus, yaitu penjualan tiket, batas pengantar, dan ruang tunggu penumpang.

"Ada zonasi ada pengantar, membeli tiket, ada yang tinggal berangkat," kata Cucu, di Jakarta, Selasa (2/5/2017).

Cucu menuturkan, pihaknya sedang merancang tata ruang terminal untuk mewujudkan penataan terminal tersebut. Penataan terminal bus akan diprioritaskan pada terminal tipe A.

"Harus me-review (terminalnya). Layout itu akan dilakukan teman-teman," ucap Cucu.

Cucu mengungkapkan, tidak mudah menerapkan zonasi pada terminal karena saat ini semua aktivitas menyatu. Jadi, dibutuhkan peran pihak lain untuk mewujudkan rencana tersebut.

‎"Itu tidak mudah. Di terminal yang sudah menyatu di situ banyak yang menjual segala macam. Di terminal tertentu ada pedagang yang menyatu dengan pemberangkatan bus," tutur Cucu.

‎Penataan terminal merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan minat masyarakat menggunakan bus saat mudik.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Pudji Hartanto mengungkapkan, berbagai upaya dilakukan Kemenhub untuk kembali menjadikan bus sebagai angkutan primadona bagi masyarakat untuk bepergian jarak jauh.

Pudji mengakui, saat ini pengguna bus menurunnya karena kualitas pelayanan yang masih kurang prima.  Hal ini membuat para pelanggannya berpindah ke moda kereta api atau kendaraan pribadi.

Pudji menuturkan, pihaknya tengah berupaya meningkatkan pelayanan di terminal-terminal yang ada di seluruh Indonesia, khususnya terminal tipe A.

Terminal bus ini akan terus ditingkatkan pelayanannya, minimal sudah layaknya stasiun kereta api. Pudji juga menganjurkan kepada para pengusaha untuk tidak menaikkan harga tiketnya.

"Tarif kalau bisa lebih murah. Ini sedang jadi perang. Karena masyarakat rasakan naik kereta lebih murah, lebih nyaman, jadi ditinggalkan bus ini," tutur Pudji.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.