Sukses

Penyesalan Besar yang dirasakan Orang Setelah Membeli Rumah

Rumah Anda mungkin merupakan pembelian termahal yang terjadi dalam hidup. Tapi apakah Anda merasa puas setelah memilikinya?

Liputan6.com, Jakarta - Rumah Anda mungkin merupakan pembelian termahal yang terjadi dalam hidup. Tapi apakah Anda merasa puas setelah memilikinya?

Setengah dari orang yang disurvei Financial NerdWallet mengaku jika mereka diberikan memilih untuk mengulang proses pembelian rumah, mereka akan memperbaiki kesalahan mereka.

Beberapa di antaranya menyesal karena tidak paham benar soal KPR, ada juga yang menyesal tidak membandingkan produk KPR bank satu dengan bank lain.

Sebanyak 61 persen generasi X yang menjadi koresponden survei menyesal soal pembelian rumah mereka. Selain itu 50 persen generasi milenial juga merasakan hal yang sama.

Umumnya, alasan mereka menyesal karena kurangnya persiapan finansial. Agar tidak memiliki penyesalan seperti para responden ini, seperti dikutip dari CekAja.com, Sabtu (22/4/2017), hindari hal-hal berikut: 

Menghabiskan terlalu banyak uang untuk cicilan

Memiliki cicilan di luar kemampuan sungguh akan menjadi bencana finansial. Mereka yang membeli rumah dengan cicilan besar tanpa menghitung dengan cermat kondisi finansial berakhir dengan penyesalan.

Menurut lebih dari setengah koresponden survei, nereka harus mengorbankan kepentingan pribadi demi membayar cicilan bulanan yang mahal.

Sebanyak 50 persen mencari pekerjaan tambahan, 17 persen berhenti menabung untuk pensiun, dan 14 persen terpaksa harus berutang pada kartu kredit alias gali lubang tutup lubang.

Membeli rumah yang salah

Ketika Anda salah ukuran saat membeli sepatu, Anda bisa menukarnya ke toko. Namun tidak ada tukar menukar dalam pembelian rumah. Sayangnya 5 persen responden mengaku menyesal karena membeli rumah yang salah.

Alasannya karena lokasi terlalu jauh, lingkungan tidak sesuai, atau memang tidak betah. Sebelum membeli rumah, pastikan Anda mengalkulasikan segalanya. Mulai dari jarak tempuh sampai memahami lingkungan sekitar.

Terburu-buru

Terlalu terburu-buru

Banyak anjuran untuk membeli rumah daripada mengontrak. Karena mengontrak rumah selamanya tidak akan membuat Anda jadi pemiliknya. Tapi membeli rumah meskipun mahal membuat Anda punya rumah sendiri. Padahal ini adalah anjuran yang salah.

Sebanyak 5 persen responden merasa terburu-buru membeli rumah. Kenyataannya, secara finansial mereka belum siap untuk membeli rumah.

Membeli rumah selain membayar cicilannya juga harus siap menanggung biaya-biaya lain yang ditimbulkan seperti reparasi, asuransi, atau biaya saat proses pembelian.

Tidak sempat menabung banyak DP

Program DP 0 persen atau DP 10 persen yang diberikan pengembang memang menggiurkan. Namun sebenarnya, sisa pembayaran dimasukkan ke dalam beban cicilan, sehingga nominal cicilan per bulan makin tinggi.

Meski saat ini sudah ada kebijakan DP 15 persen, usahakan untuk menabung hingga mengumpulkan DP 20 persen. Semakin besar DP, semakin ringan cicilanmu kelak. Lebih baik bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian bukan? (Baca juga: Kenapa Sih Wanita Lebih Suka Belanja Barang Branded?)

Tidak paham skema cicilan

Banyak responden yang menyesal karena tidak mempelajari skema cicilan baik-baik sebelum membeli rumah. Agar tidak menyesal, pelajari baik-baik berapa nominal yang harus dibayarkan. Dari mana datangnya angka tersebut? Berapa bunganya? Apa itu fixed rate dan apa itu floating rate?

Ketidaktahuan bisa menyebabkan kerugian besar. Seperti menyepelekan bunga yang berubah-ubah setelah floating rate, padahal hal ini turut menentukan besaran cicilan. Atau ketidaktahun menyebabkan harus membayar lebih murah padahal bisa mengajukan Take Over KPR.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.