Sukses

Grup Triputra Lebarkan Sayap Ke Bisnis Pengolahan Makanan

Triputra Group mengembangkan bisnis olahan makanan singkong dan ayam.

Liputan6.com, Jakarta - Grup Triputra terus mengembangkan sayap bisnisnya. Sebelumnya sukses di dunia agribisnis, perusahaan yang didirikan oleh T.P. Rachmat kini merambah ke sektor pengolahan makanan.

Hal ini disampaikan oleh CEO PT Triputra Agro Persada Arif Permadi Rachmat. Dalam kesempatannya hadir sebagai pembicara di acara Kelas Inspirasi di SMAN I Yogyakarta, ia memaparkan, grup Triputra kini tengah merambah lini bisnis yang lain.

"Awalnya kita bergerak di bidang agribisnis, spesialisasi pengolahan sawit. Sekarang kita sudah banyak cabang bisnisnya seperti batu bara, manufaktur dan yang baru pengolahan makanan," jelas dia.

Saat menjawab pertanyaan dari siswa SMAN I Yogyakarta soal bisnis, Arif menuturkan, kalau masuk dalam sebuah bisnis adalah menemukan suatu peluang. Bisnis tersebut juga harus memiliki keunikan. Misalkan kelapa sawit. Arif menuturkan, Indonesia dan Malaysia merupakan penyuplai kelapa sawit terbesar di dunia mencapai 90 persen. Arif mengatakan, ini patut disyukuri karena merupakan berkah Tuhan.

"Tanam (kelapa sawit) di wilayah khatulistiwa produktivitas tinggi karena cuana. Tanam di negara barat yield rendah, demikian di Filipina. Ketika berbinis yang kebawa angin seperti layang-layang. Indonesia punya comparative advantage di kebun sawit. Kita kebawa angin," ujar dia.

Grup Triputra pun mengembangkan sayap di pengolahan makanan. Di bisnis pangan, grup Triputra telah mendirikan PT Sumber Energi Pangan (SEP) yang bergerak di beras.

"Masuk bisnis baru ada peluang. Harga beras (Indonesia) jauh lebih tinggi dari pada di luar negeri. Ini suatu peluang. Meningkatkan produktivitas petani sehingga bisa turunkan harga buat konsumen, dan kurangi  subsidi pemerintah," kata dia.

Terbaru, grup Triputra juga melakukan ekspansi bisnis dengan mendirikan PT Sumber Cassava Indonesia (SCI) di Padalarang, Jawa Barat.

PT Sumber Cassava Indonesia tersebut dipersiapkan untuk memproduksi dan mengembangkan produk turunan singkong. Salah satunya bisa menjadi produk substitusi dari tepung terigu yang terbuat dari gandum, yang selama ini sebagian besar diimpor.

Selain SCI, Triputra Group juga dikabarkan menggandeng Bounty Fresh Food Inc asal Filipina untuk bisnis olahan ayam.  Melansir laman resmi Triputra Group, tap-agri.com, Sabtu (4/2/2017), ekspansi usaha ini bertujuan untuk mendukung program pemerintah dalam hal ketahanan pangan. Ketahanan pangan ini dinilai bisa mendukung kemajuan sebuah negara.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.