Sukses

Gaya Modis Sri Mulyani Tampil Berjilbab di Aceh

Menkeu Sri Mulyani memberikan kuliah umum di Universitas Syiah Kuala, kota Banda Aceh pada Kamis pekan ini.

Liputan6.com, Banda Aceh - Menteri Keuangan Sri Mulyani melakukan kunjungan kerja ke Aceh pada Kamis (5/1/2017). Saat kunjungan ke Aceh, ia juga memberikan kuliah umum di Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) kota Banda Aceh.

Saat memberi kuliah umum tersebut, penampilan Sri Mulyani cukup berbeda dari hari biasanya. Ia yang selalu setia dengan pakaian batiknya, kini dipadu padankan dengan memakai jilbab.

Sri Mulyani mengenakan baju biru muda bermotif coklat muda dengan celana berwarna hitam. Baju biru bermotif coklat muda tersebut dipadukan dengan jilbab coklat. Kedatangan Sri Mulyani ke Aceh pun bukan pertama kali.

"Saya tidak asing lagi ke Aceh, karena juga pejabat pertama sekali tiba di Aceh, saat tsunami dulu bersama dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla waktu itu," kata Sri Mulyani Indrawati.

Ia mengaku melihat langsung paska bencana di Aceh . Jadi ia mengaku bangga bisa hadir kembali di Aceh, khususnya untuk memberikan kuliah. Meskipun juga ikut bersedih karena baru saja terjadi bencana gempa di Pidie Jaya.

Sri Mulyani memberikan kuliah umum dengan tema "Peran Fiskal dalam Membangun Perekonomian Inklusif".
Dalam kuliah umum tersebut, ia menyampaikan sejumlah materi terkait pemberdayaan instrumen keuangan negara melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk menciptakan pembangunan yang merata serta kurangi ketimbangan penghasilan penduduk Indonesia.

Sri Mulyani menuturkan, ketimpangan yang terjadi di Indonesia saat ini dapat dilihat dari masih tinggi gini ratio. Gini ratio itu menggambarkan ukuran ketimpangan dengan nilai berkisar antara nol hingga satu. Makin tinggi indeks gini, menunjukkan besarnya ketimpangan.

"Indonesia saat ini ratio gininya mencapai 0,39, itu masih tinggi. Kita harus bekerja semaksimal mungkin dengan menyusun kebijakan yang lebih merata seperti harapan Presiden yang menginginkan rasio gini terus turun," ujar Sri Mulyani di Banda Aceh.

Sri menambahkan tingginya rasio gini, maka akan melemahkan kemampuan satu negara untuk tumbuh dalam jangka panjang.

Melalui instrumen fiskal seperti APBN, kebijakan moneter bank sentral serta kebijakan ekonomi struktural berupa paket ekonomi yang kompetitif, Sri Mulyani berharap Indonesia mampu menurunkan angka ketimpangan menjadi lebih rendah.

Gaya Menteri Keuangan Sri Mulyani tampil berjilbab di Aceh (Foto: Kementerian Keuangan Republik Indonesia)

Salah satu komponen yang penting dalam APBN kata Sri Mulyani adalah penerimaan pajak non-migas, yaitu penerimaan pajak dari wajib pajak, baik itu individu maupun organisasi, yang menurutnya masih rendah.

"Dari 30 juta-an peserta wajib pajak di Indonesia, hanya sebagian kecil yang menyerahkan Surat Pemberitahuan (SPT) Pajak, dan yang membayar pajak secara teratur tidak sampai 10 juta peserta," ujar dia.

Sri Mulyani mengatakan, rendahnya partisipasi masyarakat terutama para wajib pajak menyebabkan anggaran APBN selalu defisit, sehingga negara harus berutang karena angka belanjanya yang lebih tinggi.

"Itulah makanya, kita lakukan beberapa kebijakan di bidang pajak seperti Tax Amnesty dalam rangka meningkatkan pendapatan negara sehingga proses pemerataan kesejahteraan masyrakat dapat tercapai melalui tranfer dana ke daerah dari pemerintah pusat," jelas dia.

Gaya Menteri Keuangan Sri Mulyani tampil berjilbab di Aceh (Foto: Kementerian Keuangan Republik Indonesia)

Menanggapi keberhasilan program tax amnesty atau pengampunan pajak tersebut, Sri Mulyani mengatakan jumlah peserta yang ikut dalam program itu masih rendah karena baru mencapai 2 persen dari total jumlah wajib pajak yang wajib menyampaikan SPT.

"Jumlah wajib pajak ini pun masih sedikit. Seharusnya dengan total jumlah penduduk 200 juta jiwa saja, jumlah wajib pajaknya mencapai 60 juta. Dengan itu pemerintah dapat maksimal menggunakan instrumen fiskal untuk kesejahteraan bangsa Indonesia," kata dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.