Sukses

Harga Minyak Naik Tersengat Harapan OPEC Pangkas Produksi

Pelaku pasar berharap OPEC dan negara produsen minyak non OPEC berkomitmen pangkas produksi sehingga berdampak ke harga minyak.

Liputan6.com, New York - Harga minyak dunia menguat ke level tertinggi dalam 18 bulan. Penguatan harga minyak dipicu harapan the Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) atau negara pengekspor minyak dan produsen utama minyak non OPEC berkomitmen memangkas produksi minyak pada 2017.

Harga minyak di New York Mercantile Exchange untuk pengiriman Februari naik 16 sen atau 0,3 persen ke level US$ 54,06. Angka itu tertinggi sejak penutupan 2 Juli 2015.

Selain itu, harga minyak Brent di London ICE Future naik 13 sen atau 0,2 persen ke level US$ 56,22 per barel, dan tertinggi sejak 22 Juli 2015.

"OPEC dan non OPEC akan memangkas produksi minyak sejak 2001. Sektor energi berbalik arah, dan tahun depan kelihatan bagus dan cerah," ujar Analis Senior Price Futures Group Phil Flynn, seperti dikutip dari laman Marketwatch, Kamis (29/12/2016).

Sebagian besar pasar menanti aksi negara produsen minyak utama baik OPEC dan non OPEC untuk memangkas produksi produksi. Bila kesepakatan dilaksanakan maka persediaan minyak global susut dua persen.

Venezuela, salah satu anggota OPEC yang ekonominya terpuruk lantaran harga minyak rendah berkomitmen pangkas 95 ribu barel minyak per hari. Meski demikian, ada juga sejumlah keraguan bagaimana komitmen produsen minyak untuk memangkas produksi dalam jangka panjang dan menjaga kuota masing-masing negara.

"Kami melihat hasil produksi minyak dipangkas dengan target rendah. Namun sisi lain ada kesempatan untuk mendorong produksi seiring harga menarik," kata Analis Citi Tim Evans.

Adapun dalam jangka pendek, pasar juga akan mengawasi data mingguan produksi minyak AS. Analis memperkirakan ada penurunan pasokan 1,5 juta untuk pasokan minyak hingga 23 Desember.

Produksi minyak Amerika Serikat meningkat dengan harga baik. Rata-rata produksi sekitar 8,79 juta barel per hari hingga 16 Desember. Angka ini naik dari data Juli sekitar 8,43 juta barel dalam seminggu. Produksi minyak AS juga pengaruhi harga minyak.

"Harapan tinggi seiring pasar global akan perketat produksi tahun depan dengan kesepakatan produsen minyak baik OPEC dan non OPEC memangkas produksi 1,8 juta barel per hari. Pemangkasan produksi dapat membuat impor sedikit, dampaknya ke persediaan minyak AS," tulis the Energy Information Administrion.

Adapun lembaga tersebut akan rilis data pasokan minyak AS secara mingguan pada Kamis waktu setempat. 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.