Sukses

Skema Bagi Hasil Produksi Migas Gross Split Lebih Efisien

Menteri ESDM Ignasius Jonan menuturkan, perlu terobosan agar industri hulu migas lebih efisien.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan menyatakan, perlu dilakukan terobosan dalam industri hulu minyak dan gas bumi (migas) agar lebih efisien. Salah satunya dengan menerapkan skema bagi hasil produksi migas gross split.

Jonan mengatakan hal itu saat meninjau dua lapangan minyak dan gas (migas) di Riau, yaitu Lapangan Duri dan Minas.  Kedua lapangan migas tersebut merupakan bagian dari Blok Rokan yang dikelola oleh PT Chevron Pacific Indonesia (PT CPI).

Seperti yang dikuti dari situs resmi Direktorat Jenderal Migas, Kementerian ESDM, di Jakarta, Senin (19/12/2016). Jonan mengatakan, Presiden Joko Widodo telah memberi arahan agar industri hulu migas lebih efisien. Hal ini menjadi tantangan bersama untuk terus meningkatkan produksi migas, dengan biaya yang efisien. "Bapak Presiden arahannya supaya lebih efisien," tutur Jonan.

Jonan mengungkapkan, agar arahan tersebut dapat terwujud, perlu dilakukan terobosan, ‎antara lain dengan penerapan skema gross split yang mendorong kontraktor migas bekerja dengan lebih efisien.

"Skema gross split lebih efisien,  tidak ribet, dan tidak memperdebatkan lagi persoalan biaya-biaya dan administrasi yang panjang," ungkap  Jonan.

Untuk diketahui, Lapangan Duri dan Minas merupakan lapangan migas pertama yang dikunjungi Menteri Jonan sejak resmi dilantik sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), 14 Oktober 2016.

Blok Rokan adalah penyumbang 40 persen produksi minyak nasional. Lapangan Duri memiliki luas 84 mil persegi (mi2) yang dikelola dengan teknologi steem flood, yaitu menggunakan teknologi operasi injeksi uap untuk memompa minyak mentah berat dari sumur yang relatif dangkal.

Operasi injeksi uap di Lapangan Duri ini merupakan salah satu yang terbesar di dunia. Minyak mentah yang dihasilkan Lapangan Duri ini merupakan minyak mentah yang unik, atau dikenal dengan nama Duri Crude.

Di samping itu, Lapangan Minas merupakan salah satu lapangan minyak terbesar yang pernah ditemukan di Asia Tenggara dengan luas 79 m2. Lapangan ini dikelola dengan teknologi water-flood yaitu dengan menggunakan injeksi air untuk memompa minyak mentah.

Lapangan Minas menghasilkan minyak Sumatra Light Crude yang terkenal di dunia. Tidak hanya menghasilkan minyak mentah, Lapangan Minas ini juga menghasilkan gas. Pada 2016, lapangan minas menghasilkan sekitar 45.000 barrel minyak per hari dan 4,2 ribu Metric Standard Cubic Feet per Day (MMSCFD) gas.
 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini