Sukses

Proyek MRT Butuh Tambahan Utang Rp 2 Triliun, Ini Kata Bappenas

Tambahan pembiayaan dibutuhkan karena proyek MRT Tahap I mengalami perubahan konstruksi.

Liputan6.com, Jakarta PT Mass Rapid Transit (MRT) membutuhkan tambahan dana sebesar Rp 2,56 triliun yang akan dipenuhi dari ‎pinjaman. Pinjaman tersebut akan digunakan untuk membiayai pembangunan konstruksi tahap I proyek MRT.

Tambahan pembiayaan dibutuhkan karena proyek MRT Tahap I mengalami perubahan konstruksi. Kemudian juga proses pembebasan lahan yang belum selesai, dan perubahan besar kontrak dengan pihak swasta. 

 

Direktur Perencanaan dan Pengembangan Pendanaan Pembangunan Bappenas, Kennedy Simanjuntak mengatakan, PT MRT ‎telah melayangkan surat atas tambahan pendanaan ini kepada Kementerian Perhubungan (Kemenhub) untuk diajukan kepada Japan International Cooperation Agency (JICA).
 
"Mereka minatnya ke Perhubungan. Ka‎lau dari perhubungan ke kita (Bappenas) belum. Bisa mereka minta tambahan tergantung dengan masalahnya. Kita lihat, karena kalau lander biasanya sama," kata dia di kantornya, Jakarta, Senin (5/12/2016). 
 
Menurut Kennedy, Bappenas akan melihat alasan adanya penambahan dana oleh PT MRT dalam menggarap proyek kereta bawah tanah ini. Penilaian tersebut akan dilakukan dari Kementerian Perhubungan, serta Badan pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). 
 
"Kita lihat kenapa naik harganya. Kita minta Kemenhub menilai, BPKP menilai. Kan tidak mungkin Bappenas menilai detailnya, kalau memang secara teknis itu, baru kita mikir," jelas dia.(Fik/Nrm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.