Sukses

Ekonomi Global Tak Pasti, Menko Luhut Harap Demo Tak Berlanjut

Menko Bidang Kemaritiman Luhut Panjaitan menuturkan, bila aksi demo terus berlanjut dapat merugikan masyarakat.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan berharap, aksi demonstrasi tidak berlanjut. Lantaran perekonomian saat ini tengah tidak menentu. Aksi demo yang terus berlanjut justru merugikan masyarakat.

"Tapi kalau (unjuk rasa dilakukan) terus-terusan yang rugi rakyat kita juga. Keadaan ekonomi global sekarang ini. Seperti yang saya bilang tadi, tidak terlalu baik, kita masih sedikit naik. Nah kalau kita bikin persoalan-persoalan sendiri, tidak percaya pada hukum, nanti orang mempertanyakan apakah betul Indonesia ini negara hukum," kata dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (25/11/2016).

Dia mengimbau supaya para intelektual tidak membuat keadaan semakin keruh. Luhut ingin, masyarakat menyerahkan seutuhnya kasus dugaan penistaan agama Gubernur DKI Jakarta Nonaktif Basuksi Tjahaja Purnama atau Ahok pada aparat penegak hukum.

"Kalau konteksnya masalah penanganan (hukum) Ahok kemarin sudah diproses, kita percayakanlah pada proses hukum yang sedang berjalan. Saya ingin imbau kepada para kaum intelektual kita ini yang selalu bersilang pendapat, mari duduk bersama sambil mengawal proses hukum hingga tetap di arah yang benar. Kita harus menghormati hukum," jelas Luhut.

Dia menambahkan pemerintah telah melakukan antisipasi terkait aksi tersebut.

"Kita antisipasi, kami monitor, dan pada hari ini sudah baik. Banyak tokoh-tokoh agama dan masyarakat yang sudah mengimbau agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, dan saya lihat reaksinya sejauh ini cukup bagus," ujar dia.

Sebelumnya, Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DKI Jakarta Sarman Simanjorang mengakui kondisi Jakarta menjadi kurang kondusif karena maraknya aksi demo belakangan ini. Hal tersebut dinilai berdampak pada jalannya aktivitas ekonomi di Ibu Kota.

"Kondisi Jakarta akhir-akhir ini yang kurang kondusif akibat aksi demo dan tahapan pilkada DKI Jakarta yang akan mengganggu jalannya aktivitas ekonomi dan bisnis di Jakarta," ujar dia.

Jika melihat pada aksi demo 4 November 2016 lalu, hampir 25 ribu kios dan toko tutup di kawasan Tanah Abang, Glodok, Mangga Dua, Gunung Sahari, dan Kelapa Gading. Hal ini menimbulkan kerugian hingga ratusan miliar rupiah karena menurunnya aktivitas perdagangan.

"Adanya isu demo 2 Desember 2016 ini juga merupakan kekhawatiran bagi pelaku usaha. Apalagi memasuki minggu pertama Desember masyarakat sudah mulai berbelanja untuk keperluan perayaan Natal dan tahun baru, di mana aktivitas perdagangan dan bisnis semakin meningkat," kata dia.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.