Sukses

Pertamina dan Perusahaan ‎Turki Incar Proyek Panas Bumi Ciremai

Kementerian ESDM kembali akan membuka tender atau lelang proyek geotermal atau panas bumi di Gunung Ciremai, Jawa Barat.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) kembali membuka tender atau lelang proyek geotermal atau panas bumi di Gunung Ciremai, Jawa Barat. Tender yang akan dibuka pada akhir November 2016 ‎itu telah menyedot perhatian PT Pertamina (Persero), perusahaan energi di Filipina sampai perusahaan asal Turki untuk ikut dalam proses lelang tersebut.

Direktur Panas Bumi, Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Ditjen EBTKE) Kementerian ESDM, Yunus Saefulhak saat Diskusi Energi Kita, mengatakan, pemerintah tetap akan melakukan tender di Gunung Ciremai dengan potensi listrik 165 Megawatt (Mw) yang dapat dihasilkan dari energi panas bumi.

"Pemerintah harus tegas, pemerintah akan tetap melakukan tender di Ciremai dengan potensi 165 Mw. Nanti akan dilelang 110 Mw," tegasnya saat ditemui di Gedung Dewan Pers, Jakarta, Minggu (13/11/2016).

Lelang atau tender proyek panas bumi di Gunung Ciremai, kata Yunus, akan dimulai pada akhir November ini. ‎Kementerian ESDM dalam hal ini mengaku telah mendapat restu dari Bupati setempat untuk membuka tender kembali.

"Kami bahkan sudah pegang dukungan resmi dan tertulis dari 20 Lembaga Swadaya Masyarakat untuk lelang proyek panas bumi di Ciremai untuk dilakukan sekarang. Tapi tetap kami akan lakukan sosialisasi atau pendekatan ke masyarakat, itu tantangan dan tugas pemerintah," terangnya.

Lebih jauh Yunus menjelaskan, sudah ada beberapa perusahaan dalam dan luar negeri mencari informasi dengan tender panas bumi di Ciremai. Mereka masih menyatakan minatnya, namun belum menyerahkan dokumen penawaran.

"Yang mulai nanya-nanya atau tertarik ada Pertamina, Energy Development Company (EDC) dari Filipina, PT Hitai dari Turki, serta perusahaan start energi di Indonesia. Mereka baru minat. Kalau sudah diumumkan dibuka, kemudian menyerahkan dokumen penawaran, berarti dia ikut lelang," tutur dia.

Proses lelang memakan waktu tiga pekan sampai satu bulan, kemudian mendaftar atau mengambil dokumen tender. Lalu satu-dua minggu menyerahkan dokumen tender, dan dievaluasi lalu baru dinyatakan pra kualifikasi. "Eksplorasi mungkin bisa tahun depan. Ngebornya di tahun berikutnya lagi," ujar Yunus.

Untuk menjamin perusahaan agar tidak hengkang lagi seperti Chevron di Gunung Ciremai, Yunus bilang, ketika sudah ditetapkan menjadi pemenang lelang, Kementerian ESDM akan mengantarnya ke pemerintah setempat dan tokoh masyarakat.

"Pemenang lelang silakan ada program apa dibicarakan baik-baik oleh perusahaan. Kita pemerintah pusat dan daerah tinggal mengawasi saja, apakah sudah membangun air bersih seperti yang dijanjikan, membangun irigasi sawah. Yang penting lelang dilaksanakan oleh pimpinan daerah ‎penting secara kompak," tutur Yunus.

Apa manfaatnya bagi masyarakat setempat dengan proyek panas bumi Ciremai:

1. Mereka (masyarakat) akan mendapatkan hasil yang ada dari bagi hasil (iuran bagi hasi, iuran produksi, dan iuran royalti)

2. Ada beberapa bonus produksi untuk masyarakat ring satu, dan dana itu langsung masuk sebagai Pendapatan Asli Daerah (PAD)

3. Program CSR yang bisa dikerjasamakan, misalnya bangun infrastruktur air bersih, irigasi atau lainnya secara bertahap. Perusahaan di bagian community development yang mengetahui antara keinginan masyarakat dan kemampuan perusahaan mana dulu yang prioritas dibangun di kuartal I,II, III maupun IV. 

(Fik/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.