Sukses

Menteri Rini Harap Kartu Tani Bantu Petani Bawang Merah di Brebes

Petani harap ada program kampung bawang dan kartu tani dapat memberi kemudahan untuk mendapat pinjaman bank.

Liputan6.com, Brebes - Menteri BUMN Rini Soemarno menyebut bahwa kartu tani yang telah diterima petani bawang di kampung bawang Desa Jagalempeni, Wanasari, Brebes, Jawa Tengah, merupakan langkah nyata pemerintah membantu petani untuk memperoleh akses permodalan di perbankan milik BUMN.  

Pada langkah awal sengaja dipilih petani bawang merah dengan tujuan untuk mensinergikan petani dan perbankan, sehingga diharapkan bisa membuat petani bawang tenang. Pasalnya, sudah ada kepastian pembeli hasil panen dan memberikan kesejahteraan terhadap petani.        

"Dengan penggunaan kartu tani ini, petani bawang sudah bisa tenang karena pada saat menanam sudah ada yang membeli dan petani juga sudah mendapatkan keuntungan yang cukup," ucap Rini Soemarno usai meninjau kampung bawang Desa Jagalempeni di Brebes, Jateng, Selasa (8/11/2016)

Ia menjelaskan kartu tani ini merupakan fase baru agar ke depan sektor pertanian Indonesia semakin maju, modern, dan yang terpenting bisa memfasilitasi petani untuk mendapatkan berbagai kemudahan, khususnya permodalan.      

  

Sebelumnya, kartu tani adalah basis data yang menunjukkan profil petani secara lengkap, mulai dari luas dan lokasi lahan, jadwal panen, penjatahan pupuk, hingga akses pembiayaan perbankan.         

Untuk petani bawang, datanya dilengkapi dengan rincian transaksi pembelian bibit, pupuk, hingga ke penjualan hasil panen. Dengan sekali klik, semua aktivitas petani terekam, sehingga semuanya transparan.        
Dengan kartu tersebut, kata Rini, para petani bakal mendapat banyak kemudahan, di antaranya memperoleh kepastian ketersediaan sarana produksi pertanian bersubsidi/non-subsidi, termasuk distribusi pupuk, kemudahan akses pembiayaan bank BUMN melalui skema kredit usaha rakyat (KUR) dengan bunga terjangkau.         

Selain itu, juga bisa mendapat kemudahan subsidi dari program-program yang dijalankan pemerintah.       

"Para pemegang kartu tani mendapatkan kemudahan karena datanya sudah terekam dengan lengkap, misalnya pupuk bersubsidi hanya untuk petani yang berhak, yang sudah terekam datanya di kartu ini," jelas dia.        

Ia menambahkan para petani yang telah memegang Kartu Tani dapat kemudahan penjualan hasil panen oleh Bulog (off-taker) tanpa perantara dan kemudahan penerimaan pembayaran hasil panen dari off taker.        

"Kartu Tani ini juga bertujuan mengedukasi petani tentang pentingnya melek keuangan. Karena terintegrasi dengan perbankan, di kalangan petani diharapkan bisa tumbuh budaya menabung dan tidak konsumtif setelah menerima pembayaran hasil komoditas," dia menjelaskan.         

Bagi pemerintah, kartu tani menjadi basis data petani yang akurat dan terintegrasi. Pemerintah mengetahui secara detil luas lahan pertanian hingga per petak, waktu panen, kinerja petani, dan berbagai hal teknis lainnya.        

Sedangkan kemudahan lainnya, terkait akses permodalan dari perbankan dari tiga Bank BUMN, BNI, BRI, dan Bank Mandiri.  

Dia mencontohkan, petani yang memiliki sawah seluas satu hektare (Ha), akan mendapatkan modal sekitar Rp 128 juta.  Pinjaman ini, lanjut dia, akan mengikuti program kredit usaha rakyat (KUR) dengan bunga sekitar 9 persen.  

"Sebagai penanggung jawab program kartu tani ini sebagai pembeli dari Perum Bulog. kemudian untuk besaran harga bawang merah akan ditentukan sebelum masa tanam," dia menjelaskan.  

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Petani Masih Bingung

Petani Masih Bingung

Sejumlah petani di Desa Jagalempeni, Brebes, Jateng, mengaku masih bingung dengan konsep kampung bawang tersebut. Ayub Saktiyani (52), misalnya. Ia mengaku masih dilanda kebingungan dengan konsep kampung bawang yang telah diluncurkan tersebut.  

Bahkan, dirinya pesimistis program kampung bawang dan kartu petani ini bisa berjalan dengan baik serta diikuti oleh petani bawang di Brebes.  

"Dulu memang sudah pernah jalan program seperti ini melalui Kredit Usaha Tani (KUT), tapi nyatanya tidak maksimal dan akhirnya berhenti di tengah jalan. Makanya saya pesimistis program ini bisa berjalan dengan baik," ucap Ayub Saktiyani.  

Dia menjelaskan, program KUT yang sudah pernah diluncurkan hingga kini juga belum jelas bagaimana petunjuk pelaksanaan (juklak) dan petunjut teknis (juknis).

Kendati demikian, anggota kelompok Tani Mulya Makmur ini berharap program kampung bawang dan kartu petani ini benar-benar memberikan kemudahan petani terkait permodalan di saat memasuki masa tanam.

"Akhir bulan November ini sudah mulai masa tanam. Mudah-mudahan kartu tani ini bisa dimanfaatkan dan benar-benar membantu petani untuk mendapatkan pinjaman dari bank dengan bunga hanya 9 persen," ujar dia. (Fajar Eko/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini