Sukses

Sri Mulyani Beberkan Perbedaan RI dan Tiongkok

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani membeberkan perbedaan antara Tiongkok dan Indonesia dari sisi komposisi demografi penduduk.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani, membeberkan perbedaan antara Tiongkok dan Indonesia dari sisi komposisi demografi penduduk. Negara ini akan menikmati bonus demografi hingga 2020, sementara kondisi Tiongkok berbalik dari Indonesia.

Dalam acara "Memperingati 39 Tahun Diaktifkannya Kembali Pasar Modal Indonesia" Sri Mulyani menerangkan, sebagai salah satu dari 20 negara dengan perekonomian terbesar di dunia, Indonesia ditopang dengan basis penduduk 250 juta jiwa dan jumlah populasi penduduk usia muda atau produktif sangat besar.

"Bonus demografi ini akan kita nikmati sampai 2020. Indonesia punya pasar dan demografi yang bisa menjadi sumber pertumbuhan ekonomi," ujar dia saat ditemui di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (10/8/2016).

Sri Mulyani lebih lanjut menjelaskan, Tiongkok mempunyai jumlah penduduk lebih banyak dari Indonesia, yakni sekitar 1,35 miliar jiwa (2013). Untuk menekan angka populasi tersebut, pemerintah Tiongkok mengeluarkan perubahan kebijakan.

"Tiongkok beda dengan India dan Indonesia yang setiap tahun ada new labour ke market karena ada generasi muda yang lulus sekolah lalu masuk ke dunia kerja. Tapi di Tiongkok tidak, karena setiap pasangan menikah hanya melahirkan satu orang anak, jadi kalau sudah tua, penggantinya cuma satu," ucap dia.

Dirinya mencontohkan negara lain. Sri Mulyani menyatakan, pemerintahan Singapura sedang berjuang mempromosikan agar warganya segera menikah dan melahirkan keturunan. "Singapura sedang struggle, promosi warganya jangan kerja terus, tapi nikah. Kebijakan yang simpel, kan," ucap Sri Mulyani.

Katanya, pemerintah Indonesia ingin mendorong pertumbuhan ekonomi melalui kebijakan fiskal yang tepat bagi perkembangan generasi muda. Tentunya dalam hal ini, perlu peran serta dari pelaku pasar modal untuk memiliki perspektif yang sama dengan pemerintah.

"Generasi muda ini aset bangsa untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, mengurangi kemiskinan dan kesenjangan karena ini bukan hanya berbuat baik tapi pilihan kebijakan strategis. Supaya anak-anak Indonesia sehat, punya pendidikan, dan menjadi manusia lebih baik yang care terhadap bangsanya," tutur Sri Mulyani.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini