Sukses

Miliarder Ini Minta Kenaikan Pajak Buat Bantu Orang Miskin

Selama ini, pajak yang rendah menempatkan Hong Kong di daftar teratas sebagai negara paling kompetitif untuk berbisnis di dunia.

Liputan6.com, Hong Kong - Kesenjangan yang kian melebar antara orang kaya dan miskin mendorong miliarder asal Hong Kong Li Ka-shing menyerukan penerapan pajak perusahaan yang lebih tinggi, guna mengatasi ketidaksetaraan tersebut.

Dia turut mendesak pemerintah memikirkan cara untuk mengatasi meningkatnya ketidakpuasan di kalangan generasi muda dengan menyediakan kesempatan kerja yang lebih banyak.

"Tambahkan saja pajak perusahaan 1 atau 2 persen, maka banyak orang miskin akan untung. Hal penting lain, pemerintah juga perlu memikirkan untuk menyediakan pilihan bagi orang-orang muda kesempatan," ujar Ketua CK Hutchison Holding Li Ka-shing melansir laman Bloomberg, Rabu (22/6/2016).

Li mengatakan Hong Kong melalui masa yang paling sulit dalam dua dekade terakhir, di tengah perdebatan tentang kian melebarnya ketimpangan pendapatan dunia yang mendorong para miliarder lain, seperti Warren Buffett dan Bill Gates menyerukan pajak yang lebih tinggi bagi orang kaya.

Padahal pajak yang rendah selama ini, telah menempatkan Hong Kong di daftar teratas sebagai negara paling kompetitif untuk berbisnis di dunia, menurut sekolah bisnis IMD. 1 dari 7 rumah tangga Hong Kong hidup dengan penghasilan kurang dari US$ 2.100 (S$ 2.820) per bulan.

Kesenjangan kekayaan di Hong Kong, terus menjadi sorotan hingga menyulut kerusuhan yang sempat melumpuhkan kota pada 2014 dan terjadinya kerusuhan yang melukai puluhan polisi pada Februari lalu.

Hal ini ikut menarik perhatian pemerintah pusat China, yang telah memerintahkan para pemimpin di bekas koloni Inggris tersebut untuk mengesampingkan perdebatan politik dan fokus pada peningkatan ekonomi.

Digambarkan hanya seperti pungutan, Hong Kong mengenakan pajak korporat terendah di dunia hanya sebesar 16,5 persen. Ini jauh dibandingkan negara seperti Amerika Serikat yang mencapai 40 persen dan rata-rata secara global 23,6 persen, menurut perusahaan akuntansi KPMG.

Namun tidak seperti Buffett dan Gates, Li justru menentang gagasan pengenaan tarif pajak yang lebih tinggi bagi orang kaya. "Anda jangan mengenakan pajak bagi mereka yang kaya atau miskin atau yang lain karena itu akan menjadi kekacauan," tegas dia.(Nrm/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.