Sukses

JK Ungkap Penyebab Semrawut Penerbangan Indonesia

Pembangunan terminal 3 yang saat ini sedang dikerjakan oleh PT Angkasa Pura II diharapkan bisa menjadi solusi penumpukan penerbangan.

Liputan6.com, Jakarta - Belum lama ini industri penerbangan Indonesia kembali bermasalah. Dua maskapai penerbangan yakni Lion Air dan AirAsia terpaksa mendapat sanksi tegas dari Kementerian Perhubungan karena salah menurunkan penumpang internasional ke terminal domestik.

Wakil Presiden Jusuf Kalla pun ikut angkat bicara mengenai masalah di sektor penerbangan nasional ini. Menurutnya, profesionalitas dan ketegasan aturan harus ditingkatkan di kalangan penerbangan. Paling tidak, peningkatan disiplin bisa meredam kesalahan.

Di samping itu, keterbatasan infrastruktur sebenarnya juga menjadi masalah utama sektor penerbangan di Indonesia. Ribuan penerbangan yang ada tidak sebanding dengan jumlah bandara dan terminal yang ada. Petugas yang melayani penerbangan tersebut juga terbatas. 

JK mencontohkan masalah yang ada di Bandara Soekarno-Hatta Tangerang. Di bandara tersebut saat ini hanya terdapat 2 runway saja sedangkan terminal yang ada sangat banyak. 

"Harus dibangun lagi runway yang ketiga, baru bisa. Kalau runway hanya 2, terminal itu 1,2,3, dengan penerbangan yang begitu banyak, padat, bisa saja terjadi keruwetan-keruwetan itu," kata JK di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Jumat (27/5/2016).

Pembangunan terminal 3 yang saat ini sedang dikerjakan oleh PT Angkasa Pura II diharapkan bisa menjadi solusi penumpukan penerbangan yang ada saat ini. "Jadi bukan hanya masalah Lion, Air Asia, itu banyak masalahnya seperti itu," imbuh JK.

Sementara, terkait kasus kesalahan terminal yang terjadi pada Lion Air, JK punya pandangan sendiri. Masalah itu dinilai hanya kekeliruan dan bisa dibenahi dengan informasi yang jelas.

"Itu kan hanya kekeliruan dan itu caranya katakanlah harus jelas dia punya pemberitahuan dia kemana0kemana, itu mungkin orang naik bus tidak tahu bus mengarah ke mana ini, naik saja, selalu naik saja," pungkas JK.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.