Sukses

Cara Bank Indonesia Ikut Pangkas Rantai Distribusi Bawang Merah

Mahalnya harga bawang merah‎ salah satunya karena panjangnya rantai distribusi.

Liputan6.com, Brebes - Bank Indonesia telah memberdayakan sejumlah petani di Indonesia, salah satunya petani bawang merah di Brebes, Jawa Tengah. Pemberdayaan ini sebagai salah satu cara mencerdaskan petani mulai dari penanaman, hingga pemasaran hasil panennya.

Yunita Resmi Sari, Direktur Departemen Pengembangan UMKM Bank Indonesia dengan petani yang semakin cerdas, untuk menjalankan berbagai program yang bertujuan untuk mengurangi rantai distribusi bawang merah jadi mudah dilakukan. Mahalnya harga bawang merah‎ salah satunya karena panjangnya rantai distribusi.

"Kita cari terobosan untuk pangkas distribusi. Di Brebes kita bangun training center, jadi petani ingin ada forum tukar pikiran baik antar para petani atau pemerintah," kata Sari, Senin (11/4/2016).

‎Forum ini, dijelaskan Sari, hanya beranggotakan para petani bawang di Jawa Tengah (Jateng) dan sekitarnya. Namun mengingat pentingnya forum ini, dikatakan Sari juga dimanfaatkan para petani di luar provinsi Jateng. Tercatat ada 7 provinsi di Indonesia yang bekerjasama dengan training center ini.

Bank Indonesia yang bekerjasama dengan pemerintah memberikan pelatihan dan pembimbingan para petani yang ingin mendapatkan hasil panen yang maksimal.

‎"Di Brebes, kami bangun klaster bawang merah. Di Jateng hampir sumbang 50 persen produksi nasional dan di Brebes hampir 80 persen penyumbang produksi Jateng sendiri," tegasnya.

Selain itu, untuk mengurangi rantai distribusi, BI juga memfasilitasi petani untuk memasarkan hasil panennya di Sub Terminal Agribisnis. Di terminal ini petani akan langsung ditemukan dengan para konsumen.

Tak hanya itu, Bank Indonesia juga memfasilitasi para petani bawang aplikasi yang bisa dimanfaatkan untuk memantau harga‎ bawang di pasaran. Dengan begitu, akan meningkatkan kesejahteraan para petani itu sendiri. Aplikasi ini dinamakan Sistem Informasi Harga Pangan Strategi‎ (SIHATI).

"Jadi kalau para petani tahu harga di pasaran, paling tidak mereka bisa menentukan harga jual hasil panennya, tidak jual murah," papar Sari. (Yas/Zul)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.