Sukses

Terminal 3 Ultimate Bisa Bikin Bandara Soetta Saingi Changi

Adapun nilai investasi untuk terminal 3 ultimate Bandara Soetta mencapai Rp 10 triliun selama 3 tahun.

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama PT Angkasa Pura II (Persero) Budi Karya Sumadi ingin kemegahan Bandara Soekarno Hatta (Soetta) dapat menyaingi Bandara Changi, Singapura. Upaya untuk mencapai itu dengan membangun terminal 3 ultimate di Bandara Soekarno-Hatta.
 
Dalam acara Inspirato Liputan6.com, Budi Karya mengungkapkan, perseroan sebagai pengelola 13 bandara di Indonesia bercita-cita menjadi World Class Airport Company. Angkasa Pura II ingin menempatkan Bandara Soetta, Cengkareng sebagai benchmarking dari bandara lain.
 
"Sekarang ini kita begitu terpuruk, tapi kita ingin bangkit supaya Bandara Soetta bisa menyamai atau menyaingi Singapura dan Malaysia," ujar dia di kantor Liputan6.com, Selasa (5/4/2016).
 
Budi mengaku, perseroan mengebut pembangunan terminal 3 ultimate Bandara Soetta dengan kapasitas 25 juta penumpang setiap tahun.
 

Kapasitas tersebut dapat menambah kapasitas keseluruhan Bandara Soetta yang saat ini hanya 20 juta penumpang per tahun. Sementara realisasi melebihi kapasitas tersebut.
 
"Kapasitas 25 juta per tahun lebih besar dari terminal 3 di Bandara Changi, Singapura. Jadi nanti saat musim mudik di 2016, penumpang bisa pulang kampung dengan Garuda Indonesia di terminal 3. Karena terminal 3 ultimate bakal rampung Mei 2016," tutur dia.


Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut sedang membangun terminal 3 ultimate di sisi Timur Bandara Soetta. Desain bangunan terminal tersebut merupakan karya anak bangsa yang sangat indah dan menunjukkan kearifan lokal Indonesia.

Menurut Budi, di terminal 3 ultimate Bandara Soetta, perusahaan akan menampilkan hasil karya seni, seperti patung dan lukisan dari putra daerah yang sudah melanglang buana hingga Negeri Paman Sam, Amerika Serikat (AS).
 
"Jadi nanti orang asing tidak perlu jauh-jauh cari lukisan di Yogyakarta atau daerah lain. Mereka bisa beli di Soetta jika tidak sempat mengunjungi daerah. Ini bisa jadi competitive advantage kita," ujar dia.
 
Perseroan dan PT Kereta Api Indonesia (KAI), tambahnya, membangun kereta bandara rute Manggarai-Dukuh Atas-Bandara Soetta di tahap I. Fasilitas bandara semakin lengkap dengan fasilitas perpindahan penumpang atau people mover yang akan menghubungkan satu terminal dengan terminal lainnya.
 
"Menariknya, penumpang bisa check in pesawat di Dukuh Atas. Kalau bawa dua koper, satu koper mau masuk bagasi bisa di sana, satu koper lagi dibawa. Jadi nanti tidak lagi menemukan penumpang yang jalan kaki ke terminal bandara atau naik bus," ujar Budi.
 


Dengan kereta bandara, perjalanan dapat ditempuh dengan waktu 45 menit, dari sebelumnya yang bisa memakan waktu 1-2 jam. Angkasa Pura II juga menyiapkan tempat-tempat parkir kendaraan di Sky City yang berlokasi di tepi kanan kiri danau bandara.
 
Fasilitas ini, diakui Budi, disediakan karena manajemen parkir di bandara belum relatif baik. Selama ini, penumpang hanya mengandalkan taksi dan kendaraan pribadi untuk pergi ke bandara.
 
Budi menjelaskan, perseroan dan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) telah membenahi keberadaan taksi-taksi dan porter gelap.

"Dalam berkompetisi dengan Singapura dan Malaysia, kita suguhkan bangunan indah, teknologi lebih baik, tapi yang beda dengan Singapura adalah kita menonjolkan kearifan lokal dan keramahtamahan," terangnya.
 
Ia berharap, pembangunan terminal 3 ultimate Bandara Soetta dapat menjadi bandara transit bagi negara lain, bukan sekadar bandara tujuan atau destinasi.
 
"Changi kan sudah jadi bandara transit penerbangan luar negeri, sedangkan kita sekarang masih destinasi airport. Jadi mimpi kita jadi bandara transit. Makanya kita sediakan banyak fasilitas, termasuk lounge untuk menunggu waktu transit," jelas Budi.  
 
Secara keseluruhan, Mantan Direktur Utama PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk itu menyebut, investasi untuk terminal 3 ultimate Bandara Soetta mencapai Rp 10 triliun selama 3 tahun.  
 
"Itu investasinya kontinyu, demi kita punya bandara yang membanggakan. Karena bandara adalah beranda Indonesia. Jadi kita mau memajukan bandara-bandara  untuk kemajuan bangsa," tandas Budi. (Fik/Nrm)

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.