Sukses

RI Punya Peluang Besar Kuasai Pasar Perikanan Global

FAO memproyeksikan pasar eksportir perikanan pada 2024 akan dikuasai oleh China dengan porsi mencapai 21 persen.

Liputan6.com, Jakarta - Food and Agriculture Organization (FAO) memproyeksikan pasar eksportir perikanan pada 2024 hanya akan dikuasai oleh China sebesar 21 persen, Vietnam dan Norwegia masing-masing sebesar 8 persen, serta Amerika Serikat, Thailand dan Uni Eropa yang masing-masing sebesar 6 persen.

Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan, Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) Nilanto Perbowo mengatakan, dengan potensi perikanan yang ada, dirinya meyakini Indonesia mampu bersaing dengan negara eksportir perikanan terbesar dunia. Bahkan Indonesia mampu merajai tangga teratas menjadi Negara eksportir perikanan terbesar di dunia.

"Dengan potensi perikanan yang ada di laut nusantara dan perikanan budidaya, Indonesia sangat mampu menguasai pasar ikan global," ujarnya dalam keterangan tertulis diJakarta, Selasa (1/3/2016).

Untuk bisa mencapai itu, KKP telah mengeluarkan regulasi yang konsisten serta sustainable. Regulasi tersebut antara lain moratorium, larangan bongkar muat kapal di tengah laut (transhipment), penangkapan dan penenggelaman kapal pencuri ikan, serta lain sebagainya.

"Langkah itu ditempuh agar ikan laut kita tidak keluar ke negara lain. Dalam artian semua hasil perikanan baik ikan laut atau budiaya bisa diolah agar mempunyai nilai tambah. Selama ini kan ikan kita banyak yang lari ke negara lain. Kalau kami maunya ikan dari kita untuk kita," kata dia.

Menurut Nilanto, akibat regulasi-regulasi yang dikeluarkan oleh KKP tersebut, saat ini banyak negara lain yang kesulitan untuk memenuhi kebutuhan akan bahan baku ikan olahan. Sebagai contoh, Thailand dan Vietnam yang produksi perikanannya turun hingga 31 persen. Bahkan produksi perikanan China juga ikut menurun.

Melihat hal tersebut, sebenarnya bisa dikatakan selama ini negara-negara eksportir ikan di dunia sangat ketergantungan terhadap laut Indonesia. Maka dari itu, kini saatnya Indonesia menguatkan daya saing produk perikanan nasional yaitu dengan menguatkan pada hillirisasi industri perikanan.

"Kalau bicara bahan baku kita tidak perlu khawatir, Indonesia gudangnya, tinggal penguatan diolahannya," ungkap dia.

Maka dari itu, lanjut Nilanto, saat ini merupakan kesempatan bagi investor dalam negeri untuk bisa menggarap potensi perikanan yang ada, guna membawa sektor perikanan nasional merajai pasar perikanan global. Karena dengan potensi ikan yang ada dan ditopang oleh industri perikanan domestik yang kuat, maka tidak mustahil pasar perikanan dunia bisa dikuasai Indonesia.

"Kami membuka kesempatan seluas-luasnya kepada investor dalam negeri untuk dapat membangun pabrik pengolahan ikan, jangan sampai peluang ini diambil oleh investor asing. Sekarang tinggal bagaimana investor dalam negeri, jika mereka siap, pasar perikanan dunia ada digenggaman kita," tandasnya.

Sekedar informasi, berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada kuartal III 2015, sumbangan sektor perikanan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai 8,47 persen atau hampir dua kal ilipat dari biasanya yang hanya 4,73 persen. Selain itu, Nilai Tukar Nelayan (NTN) juga meningkat dari 102 pada 2014, menjadi 106 pada 2015.

Sementara itu, KKP juga menargetkan nilai investasi sektor kelautan dan perikanan pada 2016 hingga 2019 akan mencapai Rp 95 trilliun.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.