Sukses

Pengolahan Mineral Ciptakan Kemandirian Ekonomi

Saat ini Indonesia belum punya kemandirian bahan baku terutama untuk industri baja.

Liputan6.com, Jakarta - Pengolahan dan pemurnian mineral dalam negeri dapat menciptakan kemandirian dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Oleh sebab itu pemerintah mendorong agar perusahaan tambang yang beroperasi di Indonesia membangun pabrik pengolahan. 

Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, dan Alat Transportasi Kementerian Perindustrian I Gusti Putu Suryawirawan ‎mengatakan‎, Kementerian Perindustrian ingin adanya peningkatan nilai tambah dari kegiatan pertambangan mineral melalui pengolahan dan pemurnian di dalam negeri dengan adanya pembangunan smelter. Alasannya, kegiatan tersebut pemurnian di dalam engeri dalam menciptakan produk turunan sebagai bahan baku.

"Kami berusaha untuk menambah nilai tambang tersebut. Nah ini konsep dasarnya dulu, tujuannya supaya kemandirian," kata Putu, di Jakarta, Jumat (26/2/2016).

Saat ini Indonesia belum punya kemandirian bahan baku terutama untuk industri baja. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang memproduksi baja seperti PT Krakatau Steel harus mengimpor bahan baku untuk memproduksi baja. Padahal baja merupakan dasar dari pertumbuhan ekonomi, karena setiap pembangunan infrastruktur membutuhkan baja.

"Kalau sedikit-sedikit baja kita harus impor, kita tidak punya kemandirian. Sementara yang kita tahu jika berbicara baja, baja itu dasar dari pertumbuhan ekonomi. Tidak ada baja maka ekonomi sulit untuk tumbuh," tutur Putu.

Negara yang tidak memiliki sumber tambang ikut melakukan pengolahan dan pemurnian, karena bahan baku baja pasti dibutuhkan untuk mendorong pertumbuhan perekonomian dan hal tersebut menjadi peluang mendapat keuntungan, karena negara lain yang tidak memiliki fasilitas pengolahan pemurnian membutuhkan.

"Di industri baja bangun untuk mendukung kemandirian pertumbuhan ekonomi. Sehingga dia nggak peduli, dia mau punya tambang atau enggak, karena dia harus menghasilkan baja yang dipakai untuk pertumbuhan ekonomi," tutup Bambang. (Pew/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini