Sukses

Malaysia‎ Siap Modali dan Transfer Teknologi ke Startup Lokal

‎Indonesia membuka pintu bagi pihak swasta asing dan domestik untuk berinvestasi membangun ekonomi digital.

Liputan6.com, Jakarta - Ambisi Presiden Joko Widodo (Jokowi) membawa Indonesia sebagai negara digital terbesar di Asia Tenggara (ASEAN) pada 2020 kian terbuka lebar.

Malaysia Venture Capital Management Bhd (MAVCAP) ‎tengah menjajaki kerjasama dengan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia membangun digital di era pasar bebas ASEAN atau MEA.

Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengungkapkan, ‎Indonesia membuka pintu bagi pihak swasta asing dan domestik untuk berinvestasi membangun ekonomi digital di kawasan Regional.

Dengan demikian, sokongan dari konektivitas jaringan teknologi informasi ini dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi di wilayah ASEAN.

"Malaysia boleh saja masuk karena aturan kita terbuka, tapi tentunya ‎bukan hanya uang yang masuk, tapi juga transfer teknologi dan pengetahuan. Termasuk membantu start up di Tanah Air berkembang," jelasnya di Jakarta, Selasa (23/2/2016).

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Kadin Indonesia Rosan Roeslani menambahkan, dengan revisi Daftar Negatif Investasi (DNI) di bidang usaha ini, Malaysia antusias untuk masuk ke Indonesia.

Upaya ini sejalan dengan target Presiden Jokowi mencetak 1.000 technopreneur sampai 2020 dan mengantarkan Negara ini sebagai Negara digital terbesar di ASEAN.

"Kerjasama ini akan menciptakan lapangan kerja‎, terbangun ekosistem, ada transfer knowledge, mendongkrak transaksi perdagangan online menjadi US$ 130 miliar di 2020. Jadi dampaknya positif sekali," paparnya.

Menurut Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal BKPM, Azhar Lubis mengatakan, MAVCAP sebagai perusahaan ventura sedang membidik pengusaha pemula atau startup di Indonesia skala kecil dan menengah. Tujuannya supaya berkembang.

"Selama ini kan susah sekali mencari modal buat startup, mesti ada agunan lah, dan lain-lain. Nah, misalnya mereka tertarik memodali Go-Jek, Tokopedia, tanpa agunan," pungkasnya. (Fik/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.