Sukses

Kereta Cepat RI Lebih Mahal dari Iran, Ini Tanggapan Bos KCIC

Proyek kereta cepat di Indonesia dan Iran dinilai memiliki skema dan desain berbeda.

Liputan6.com, Jakarta - Proyek kereta cepat Jakarta Bandung menelan investasi sekitar Rp 70 triliun. Bahkan sejumlah kalangan termasuk Wakil Presiden RI Jusuf Kalla menilai proyek tersebut sangat mahal. Lantaran biaya pembangunan kereta cepat di Iran dinilai lebih murah.

Lalu bagaimana tanggapan Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia China Hanggoro Budi W mengenai hal tersebut?

Hanggoro menuturkan perbandingan proyek kereta cepat Indonesia dengan Iran sangat tidak realistis. Hal itu lantaran melihat skema dan desain berbeda untuk pengerjaan proyek kereta di Iran dan Indonesia.

Proyek kereta  Iran untuk rute Teheran-Isfahan dengan desain 300 Kilometer per jam. Sedangkan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung dengan desain sekitar 350 kilometer per jam.

China Railway Engineering Company (CREC) untuk proyek kereta cepat di Iran hanya mengerjakan di rel, electrical traction, signalling dan peralatan pemeliharaan. Hal ini berbeda di Indonesia dengan posisi CREC juga sebagai investor.

"Sangat tidak realistis membandingkan proyek kereta Iran dan Indonesia. Ada beberapa biaya yang terlibat dalam proyek. Kalau proyek kereta cepat Jakarta-Bandung itu bertindak sebagai investor jadi semua memperhitungkan sarana dan prasarana (pembebasan tanah, fondasi dan pilar), sedangkan proyek di Teheran itu hanya sebagai kontraktor," ujar Hanggoro saat berbincang dengan Liputan6.com, Minggu (31/1/2016).

"Ini tidak bisa dibandingkan apple to apple karena ada pengerjaan 100 persen, dan lain (Iran) sekitar 20 persen," tambah dia.

Ia menambahkan, pemerintah Iran juga menganggarkan dana US$ 2,1 miliar untuk tahap pertama. Anggaran itu  masuk dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pemerintah Iran. Ini jadi belum total proyek kereta cepat Iran untuk panjang 440 KM. 

"Anggaran Iran disediakan US$ 2,1 miliar untuk Teheran-Qom dengan jarak 165 KM.  Pengerjaannya juga hanya rel atas dan signal tidak termasuk pembebasan lahan, prasarana dan sarana lainnya," tegas Hanggoro.

Selain itu, Hanggoro menegaskan, kalau proyek kereta cepat Indonesia tersebut juga mengadopsi seperti kereta cepat di China. "Iya adopsi 100 persen di China. Jadi grade tak sama dengan yang di Iran," kata dia.

Kedutaan Besar China juga menyatakan hal sama mengenai pembiayaan proyek kereta cepat Indonesia dan Iran. Dalam keterangan yang diterima Liputan6.com, pihak Iran merencanakan lebih dahulu melaksanakan pembangunan salah satu bagian dari Kereta Cepat Teheran-Isfahan. Nilai investasi yang diumumkan sekarang bukan investasi total dari pembangunan above-rail dan juga bukan investasi total proyek.

"Kami mendapatkan informasi dari staf CREC kalau pihak China belum menandatangani kontrak senilai US$ 2,7 miliar dengan Iran," tulis keterangan itu.

CREC China hanya menanggung pembangunan above-rail dalam pembangunan kereta cepat Iran, tidak termasuk pembangunan below-rail. Tetapi proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung mencakup semua pembangunan termasuk pembangunan above-rail dan below-rail.

Dijelaskannya, skema teknik perlengkapan dan sistem yang dirancang oleh perusahaan kedua pihak China dan Indonesia merupakan yang paling canggih. Dibandingkan dengan tawaran pihak ketiga maupun sistem lainnya, investasi sistem perlengkapannya mempunyai cost-effectiveness terbaik.

Sebelumnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta klarifikasi Duta Besar Cina di Indonesia Xie Feng terkait mahalnya proyek pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung. Hal ini menyusul informasi proyek serupa di Iran memakan biaya yang lebih murah.

"Saya juga tadi sampaikan ke Dubes Cina (Xie Feng) untuk meminta verifikasi lebih lanjut atas informasi itu, dan dia akan janji untuk berikan klarifikasi," kata JK.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Melihat Proyek Kereta Cepat Indonesia dan Iran

Proyek kereta cepat Jakarta-Bandung dan Iran ini memang dibangun oleh China Railway Engineering Corporation (CREC). Di Indonesia, pengerjaan proyek tersebut dikerjakan oleh CREC bersama konsorsium BUMN Indonesia yang diberi nama PT Pilar Sinergi BUMN.

Perseroan ini merupakan perusahaan patungan yang didirikan oleh PT Wijaya Karya Tbk, PT Kereta Api Indonesia, PT Jasa Marga Tbk, dan PT Perkebunan Nusantara VIII. Berikut pengerjaan proyek kereta cepat di Indonesia dan Iran.

Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung

1. Desain proyek kereta cepat Jakarta-Bandung ini sekitar 350 Kilometer per jam. Jarak tempuh proyek kereta cepat ini sekitar 150 km.

2. Pengerjaan proyek cepat Jakarta-Bandung mencakup semua pembangunan sarana dan prasana baik above-rail dan below-rail.

3. Pembiayaan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung ini menelan biaya sekitar US$ 5,5 miliar. Pembiayaan proyek tersebut akan disediakan oleh China Development Bank milik pemerintah China sekitar 75 persen. Sisa pembiayaan ditanggung oleh konsorsium BUMN Indonesia dan China Railway. China akan memegang sekitar 40 persen saham, dan sisanya oleh Indonesia.

4. Proyek kereta cepat Jakarta-Bandung dimulai pada 2015, dan beroperasi sekitar 2019.

5. Proyek kereta cepat Jakarta-Bandung ini akan melintasi sembilan daerah yaitu Jakarta Timur, Bekasi, kabupaten Bekasi, kabupaten Karawang, kabupaten Purwakarta, kabupaten Bandung Barat, kota Cimahi, kota Bandung dan kabupaten Bandung.

6. Proyek kereta cepat Jakarta-Bandung menghubungkan empat stasiun yaitu Halim, Karawang, Walini dan Tegalluar (Bandung).

China sedang gencar melakukan kerja sama dengan negara-negara Asia Tenggara untuk menjalankan prakarsa "One Belt, One Road". Pemerintahan China akan membangun jaringan pelabuhan, kereta dan jalur angkutan cepat untuk menumbuhkan perdagangan, investasi dan meningkatkan pengaruh China di regional.

Tak hanya di Asia, China juga mengembangkan sayapnya ke Timur Tengah. China pun menggandeng Iran untuk bekerja sama apalagi sebagai mitra dagang terbesarnya. Untuk itu, China juga membantu Iran mengembangkan proyek kereta.

Mengutip laman South China Morning Post, China telah setuju untuk memberikan bantuan keuangan untuk Iran. Bantuan ini untuk membangun sistem kereta api cepat sebagai bagian dari inisiatif China untuk "One Belt, One Road".

Presiden China Xi Jinping menuturkan, kalau China akan bekerja sama membangun sistem kereta cepat antara Teheran dan Mashhad, dan bahkan membiayai proyek.

Proyek Kereta Iran

1. Proyek kereta di Iran didesain untuk kecepatan 300 Kilometer per jam.

2. Proyek kereta di Iran baru dikembangkan tahap pertama dengan rute Tehran-Qom sepanjang 164 KM. Rencana pengerjaan proyek kereta di Iran sekitar 440 KM.

3. Pemerintah Iran alokasikan dana sekitar US$ 2,1 miliar dalam APBN untuk proyek kereta cepat tersebut. Dana tersebut belum mengkover pembangunan mekanikal elektrikal (ME) plus total investasi pra sarana dan sarana.

4. China Railway Engineering Company (CREC) hanya mengerjakan rel, electrical traction, signalling dan peralatan pemeliharaan untuk proyek kereta cepat di Iran. (Ahm/Igw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.