Sukses

Mentan Amran: Puncak Panen Jagung di Februari-Maret

Kementerian Pertanian (Kementan) memastikan pasokan jagung dari dalam negeri kembali meningkat mulai bulan depan.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pertanian (Kementan) memastikan pasokan jagung dari dalam negeri kembali meningkat mulai bulan depan. Selama ini penurunan pasokan jagung menjadi salah satu penyebab melonjaknya harga daging ayam karena tingginya harga pakan ayam yang berbahan baku jagung.

Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan, pada Februari dan Maret ini akan ada puncak panen jagung di beberapa wilayah di Indonesia. Salah satunya yaitu di Jawa Tengah.

"Tanggal 3 Februari akan ada panen di Jawa Tengah. Karena panen puncak di Februari dan Maret. Pada Februari akan ada panen 3 juta ton, dan Maret 4 juta ton," ujarnya di Jakarta, Jumat (29/1/2016).

‎Terkait dengan ada anggapan yang menyatakan larangan impor jagung oleh Kementerian Pertanian menjadi penyebab mahalnya harga pakan sehingga membuat harga daging ayam meningkat, Amran mengungkapkan sebenarnya pemerintah telah menyiapkan solusi, yaitu penyediaan jagung oleh Perum Bulog. 

"Kami sayang peternak. Ini sudah disiapkan solusi, Bulog punya pegangan jagung nanti ambil di Bulog. Jadi tolong jangan takut-takuti para peternak," kata dia.

Sementara terkait impor jagung, lanjut Amran, hal tersebut bukan hanya diputuskan oleh Kementerian Pertanian‎ saja, tetapi harus melalui rapat koordinasi terbatas (rakortas) yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution. Dan dirinya yakin, keputusan yang diambil oleh pemerintah sebenarnya sudah benar.‎

"Kalau impor itu nanti keputusannya di rakortas. Di bawah Menko Ekonomi.‎ Dan sudah ada (izin) 600 ribu ton impor oleh Bulog," kata dia.

Dengan memberikan izin impor hanya kepada Perum Bulog, kata Amran, maka pemerintah padat dengan mudah menjaga harga jagung saat puncak panen berlangsung. Sebab jika tidak dikendalikan oleh pemerintah, saat puncak panen berlangsung, harga jagung di tingkat petani bisa jatuh ke harga Rp 1.500 per kg.

"Saat puncak panen, harga bisa jatuh ke Rp 1.500 per kg‎. Kalau Bulog yang genggam, kalau harga jatuh ditingkat petani, ini (jagung impor) tidak keluar. Kalau ini bergerak naik untuk menjaga petenak ini (jagung impor) dilepas‎," tandasnya. (Dny/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.