Sukses

Menkeu Bambang: RI Harus Ubah Orientasi Ekspor ke China

Indonesia harus mengubah orientasi ekspor dari komoditas alam menjadi barang jadi.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro menyatakan, Indonesia harus mengubah strategi dalam menghadapi kondisi ekonomi China saat ini. Salah satu yang perlu dilakukan yaitu mengubah orientasi ekspor Indonesia ke negeri tirai bambu tersebut.

"Kita harus ubah strategi ekspor ke China," ujar dia di Jakarta, Rabu (27/1/2016).

Bambang menjelaskan, jika di masa lalu Indonesia hanya menikmati ekspor komoditas mentah ke China, seperti batu bara dan minyak sawit mentah (CPO), maka saat ini sudah saatnya Indonesia fokus pada ekspor barang konsumsi ke negara tersebut.

"Di masa lalu kita menikmati komoditas boom. Kita ekspor semua dari energi, batu bara, minyak sawit ke China. Kita tidak fokus kepada produk akhir atau barang konsumsi. Sementara negara seperti Thailand, Vietnam, karena mereka tidak punya sumber daya alam (SDA) yang besar, mereka sudah ekspor barang akhir kepada China," kata dia.

Bambang menuturkan, lantaran tidak menggantungkan ekspornya pada komoditas mentah, negara seperti Thailand dan Vietnam ini tidak merasakan dampak dari perlambatan ekonomi China. Hal ini berbeda jauh dengan apa yang dirasakan Indonesia.

"Jadi saat China melambat, ekspor dari negara seperti mereka meningkat. Jadi cukup ironis, karena China melambat tapi ekspor China ke negara ini meningkat. Artinya mereka sudah berada di jalur tepat. Tapi ekspor kita justru menurun ke China," jelas dia.

Oleh sebab itu, lanjut Bambang, sudah saatnya Indonesia mengubah orientasi ekspornya dari komoditas mentah ke produk jadi agar sebagai salah satu upaya mendorong pertumbuhan ekonomi.

"Pada 2015 ekspor kita negatif karena adanya permintaan rendah dari China Dan karena harga komoditas dan volume yang rendah. Artinya kita harus ubah strategi ekspor kita. Kita harus kesampingkan ketergantungan kita, dan harus ekspor produk akhir dan konsumsi ke China," tandas dia. (Dny/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini