Sukses

Pembobolan Rekening Nasabah di RI Dinilai Belum Berbahaya

Banyak pihak yang mencoba membobol pertahanan sistem keamanan nasabah dengan mencari kelemahannya.

Liputan6.com, Jakarta - Maraknya kasus pembobolan rekening nasabah perbankan lewat berbagai modus di Indonesia diyakini belum pada tingkat yang membahayakan. Padahal peristiwa yang menimpa nasabah bank-bank besar itu sempat meresahkan masyarakat. 
 
Direktur PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI), Susy Loestiowaty mengungkapkan, banyak pihak yang mencoba membobol pertahanan sistem keamanan nasabah dengan mencari kelemahannya. Hal tersebut menjadi tantangan bagi perbankan nasional, baik bank besar maupun kecil.  
 
"Namanya maling sama polisi kan kejar-kejaran. Tentunya di dalam satu sistem lembaga keuangan ada celah kelemahan. Ini yang harus diperbaiki setiap bank demi meningkatkan keamanan nasabah dan transaksi," jelas dia saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Kamis (14/1/2016). 
 
Menurut Susy, kasus kejahatan di sektor perbankan, seperti pembobolan rekening nasabah, pemalsuan kartu Anjungan Tunai Mandiri (ATM) maupun kartu kredit bukan saja terjadi di Indonesia, tapi juga di bank-bank seluruh dunia. 
 
Sambungnya, ada sindikat yang sudah membangun jaringan luas untuk melemahkan sistem perbankan dengan berbagai modus.
 
"Kalau dilihat dari volumenya di Indonesia, relatif tidak signifikan walaupun iya banyak (pembobolan). Tapi kalau secara total, bukan pada tingkat membahayakan," jelas dia. 
 
Ketika ditanyakan lebih jauh mengenai kemungkinan tingkat kepercayaan masyarakat berkurang terhadap perbankan nasional, Susy tidak memberikan jawaban pasti. Ia hanya meyakini masyarakat bahwa perbankan di Indonesia terus berupaya meningkatkan sistem keamanan transaksi nasabah. 
 
"Bank terus berupaya meningkatkan keamanan dari setiap transaksi, seperti PIN, penggunaan token dan lainnya supaya jangan menurunkan kepercayaan dari nasabah. Saya rasa semua bank membuat nasabahnya tetap yakin menggunakan jasa bank dengan aman," tutur Susy. (Fik/Nrm)

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.