Sukses

Indonesia Bisa Jadi Raja Industri Otomotif di Pasar Bebas ASEAN

Sebagai negara punya basis industri otomotif, Indonesia berpeluang besar meningkatkan ekspor mobil dan motor.

Liputan6.com, Jakarta - Pada awal 2016, Indonesia akan memasuki era perdagangan bebas Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) atau pasar bebas ASEAN. Sektor otomotif dinilai menjadi salah satu andalan Indonesia mendorong ekspor ke negara di kawasan Asia Tenggara tersebut.

Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan (Kemendag) Bachrul Chairi mengatakan, sebagai negara yang mempunyai basis industri otomotif, Indonesia berpeluang besar meningkatkan ekspor mobil dan motor ke negara-negara seperti Myanmar, Kamboja dan Filipina.

"Otomotif (jadi peluang) di ASEAN. Kecuali di Singapura, penggunaan kendaraan di ASEAN cukup tinggi seperti di Myanmar, Kamboja, Filipina. Di Indonesia sendiri sangat tinggi," ujarnya di Jakarta, Kamis (31/12/2015).

Dia menjelaskan, selain itu, industri komponen di dalam negeri yang terus berkembang juga menjadi pendorong agar Indonesia mampu menguasai pasar otomotif di ASEAN. Saat ini, industri komponen di dalam negeri, khususnya kendaraan roda empat telah mampu memproduksi komponen sampai ke tingkat tier 2.

"Daya saing komponen kita di Indonesia sudah tier 2 untuk otomotif yang mobil. Kita sudah bisa produksi body luar dan jadi kabel-kabelnya dan komponen seperti cakram, ban, dan velg. Itu sudah diproduksi di Indonesia," jelasnya.

Selain itu, jika Indonesia bisa menjaga iklim investasi dengan kestabilan keamanan dan politik serta adanya kemudahan dari pemerintah, maka terbuka kesempatan besar bagi investor otomotif yang selama ini telah menanamkan modalnya di Indonesia untuk mempeluas investasinya dan menjadikan Indonesia sebagai basis produksi.

"Tentunya perusahaan jepang tambahkan investasi, seperti Toyota, Mitsubishi dan merek-merek lainnya, tambahkan investasi baru, tambahkan industri komponen tier 3," lanjutnya.

Dengan demikian, masuknya MEA akan memberikan keuntungan bagi sektor otomotif di dalam negeri dan bisa mendorong ekspor non-migas Indonesia.

"(Ekspor otomotif) Tahun 2014 US$ 4,5 miliar, terus bisa jadi US$ 6 miliar. Diperkirakan bisa tembus US$ 10 miliar. Mobil bisa gantikan jadi andalan ekspor," tandasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.