Posisi Rupiah Melemah ke 13.845 per Dolar AS

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih cenderung tertekan pada perdagangan Kamis pekan ini. Hal itu dipengaruhi sentimen eksternal terutama data ekonomi Amerika Serikat (AS) membaik sehingga menaikkan harapan kenaikan suku bunga bank sentral AS.

Mengutip data Bloomberg, Kamis (3/12/2015), rupiah dibuka melemah 46 poin menjadi 13.826 per dolar AS dari penutupan perdagangan Rabu 2 Desember 2015 di level 13.780. Rupiah sempat sentuh level 13.844 per dolar AS pada pukul 11.10 WIB. Kini rupiah bergerak di kisara 13.808-13.862 per dolar AS.

Sementara itu, kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) rupiah melemah 88 poin ke level 13.845 per dolar AS dari posisi 2 Desember 2015 di kisaran 13.757 per dolar AS.

Analis PT Bank Woori Saudara Tbk Rully Nova menuturkan harga minyak di bawah US$ 40 per barel telah menyeret mata uang tertekan termasuk rupiah. Dengan harga minyak tertekan berdampak terhadap kinerja ekspor yang bergantung pada komoditas.

Rully menambahkan, data ekonomi AS juga cenderung menguat terutama rilis data tenaga kerja. ADP menambahkan sekitar 217 ribu pekerja pada November naik dari 182 ribu pada bulan sebelumnya.

"Dengan data ekonomi AS menguat memberikan sinyal kenaikan suku bunga bank sentral AS pada Desember 2015. Ditambah pernyataan pimpinan bank sentral AS Janet Yellen soal kenaikan suku bunga," ujar Rully saat dihubungi Liputan6.com.

Ia menambahkan, kalau dari sentimen internal cenderung minim sentimen positif. Rully mengatakan, kisruh DPR juga menambah sentimen negatif ke pasar. Akan tetapi, Rully menilai, Bank Indonesia akan intervensi sehingga menjaga nilai tukar rupiah. "Rupiah akan bergerak di kisaran 13.800-13.840 pada Kamis pekan ini," ujar Rully. (Ahm/Igw)