Sukses

Mahasiswa Kampus Ini Bikin Mobil dan Bahan Bakar Sendiri

Pengembangan energi baru dan terbarukan ini dikatakan sebagai bentuk nyata mewujudkan ketahanan energi nasional.

Liputan6.com, Jakarta - Mahasiswa Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi Universitas Trisakti tengah menggelar penelitian dan pengembangan energi surfaktan dari ampas tebu dan biomasa. Bahan-bahan energi tersebut dihasilkan dari kotoran sapi.

"Kita ada program pengabdian kepada masyarakat, yang diterapkan di beberapa desa. Dengan memberikan dua ekor sapi serta membuat pengolahan kotoran sapi tersebut, supaya dapat menjadi energi baru," jelas Dekan Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi Universitas Trisakti, Sugiatmo Kasmuning di Jakarta, Selasa (1/12/2015).

Energi baru dan terbarukan ini dikatakan Sugiatmo akan diuji coba pada kendaraan yang diciptakan mahasiswa yang disebut dengan Eco Car. Mobil yang ramah lingkungan dengan bahan bakar gas, dan terbuat dari kayu.


"Energi baru dan terbarukan akan diuji coba, dengan menggunakan kendaraan buatan mahasiswa kami. Mobil tersebut berbahan bakar energi terbarukan yang dihasilkan juga oleh kami, mobil tersebut sangat unik karena terbuat dari kayu," lanjut dia.

Pengembangan energi baru dan terbarukan ini dikatakan sebagai bentuk nyata mewujudkan ketahanan energi nasional. Sebab itu, dukungan pemerintah dibutuhkan bagi pengembangan energi ini.

Ini diungkapkan Sugiatmo pada rangkaian kegiatan sidang terbuka dan orasi ilmiah dengan tema "Ketahanan Energi Nasional" yang digelar Kampur Trisakti. Sidang dan orasi ilmiah energi ini diadakan sebagai bentuk kepedulian untuk mewujudkan Indonesia yang mandiri di bidang energi.

Turut hadir Deputi Bidang Koordinasi SDM, Iptek dan Budaya Maritim Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Sumber Daya, Safri Buharudin yang mengatakan bahwa yang harus dilakukan dalam menjaga ketahanan energi nasional adalah dengan cara membangun energi, khususnya energi baru dan terbarukan.

"Banyak sekali energi baru dan terbarukan yang belum terpakai, seperti angin, matahari, panas bumi air dan biomasa," tutur dia. (Apr/Nrm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini