Sukses

Jonan Pernah Kesal dengan PT Inka Karena Toilet Kereta

Jonan mengritik bahwa apa yang ditawarkan Inka tersebut tidak rasional dan tidak akan laku di pasaran.‎

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perhubungan Ignasius Jonan menyindir perusahaan produsen kereta api, PT Inka (Persero) yang menyediakan toilet di kereta api dengan harga yang mahal. Jonan mengaku kesal karena pembuatan toilet di kereta api tak pernah semahal itu.

Cerita bermula kala Jonan masih menjabat sebagai Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) meminta PT Inka untuk membuatkan toilet ramah lingkungan di kereta api, yang dipoerasikan PT KAI. Namun Jonan heran, karena harganya sangat mahal.

‎"Tapi katanya butuh waktu enam bulan, dan katanya INKA itu satu unit toilet harganya Rp 500 juta. Itu seharga dua toyota Innova kala itu pada 2012, saya tanya manajemen Inka, Anda sekolah atau tidak? Kalau sekolah berarti Anda tidak waras," cerita Jonan saat memberikan sambutan dalam pemberian penghargaan kepada para pemenang lomba Penelitian Transportasi Tingkat Nasional tahun 2015 di Kantornya, Senin (30/11/2015).

Dengan rasa emosional, Jonan mengritik bahwa apa yang ditawarkan Inka tersebut tidak rasional dan tidak akan laku di pasaran.‎ Akhirnya, Jonan membatalkan rencana pengerjaan toilet di dalam kereta tersebut.

Jonan akhirnya meminta kepada beberapa ahli yang ada di KAI untuk mengerjakan sendiri. Alhasil, dari hasil penelitian selama enam bulan, pihaknya berhasil menciptakan teknologi yang dapat diterapkan dan memiliki harga yang murah.

Setelah teknologi tersebut berhasil diciptakan, Jonan kemudian meminta produk tersebut untuk didaftarkan ke Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI). Sementara sebagai penemunya adalah Ronald Pracipto yang saat itu menjabat sebagai Kepala Pusat Keselamatan‎ KAI.

"Akhirnya ini diterapkan 2012 akhirnya setelah dibuat masal, harganya cuma Rp12 juta‎, ini hak ciptanya atas nama PT KAI, karena dibiayai PT KAI tapi penemunya bukan saya‎," tutup Jonan. (Yas/Zul)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini