Sukses

Ada Teror Paris, Wall Street Naik 1% di Awal Pekan

Penguatan bursa saham Amerika Serikat didukung oleh sektor saham energi melonjak di awal pekan.

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) menguat pada awal pekan ini didorong kenaikan sektor saham energi seiring investor optimistis serangan teror Paris hanya berdampak sedikit untuk ekonomi AS dan kinerja keuangan perusahaan.

Bursa saham AS di awal pekan ini terkuat sejak 22 Oktober 2015. Indeks saham Dow Jones naik 1,38 persen ke level 17.482,61. Diikuti indeks saham S&P 500 menguat 1,49 persen ke level 2.053,17 dan indeks saham Nasdaq menanjak 1,15 persen ke level 4.984,62.

Pada awal pembukaan perdagangan saham, indeks saham acuan AS memang sempat tertekan, namun berbalik arah sehingga akhirnya ditutup naik lebih dari 1 persen.Penguatan bursa saham AS ini didukung dari harga minyak AS melonjak setelah serangan udara Prancis ke Suriah.

Hal itu sebagai reaksi atas serangan teror Paris pada Jumat pekan lalu membuat 129 orang meninggal.Sektor saham energi pun menguat.Saham Exxon naik 3,58 persen dan Chevron mendaki 4,38 persen.

"Pasar secara perlahan menjadi lebih kebal terhadap peristiwa yang terjadi. Memang saat pembukaan sedikit ada kepanikan. Kemudian akhirnya pelaku pasar melakukan aksi beli," ujar John Brady, Direktur RJ O'Brien and Associates, seperti dikutip dari laman Reuters, Selasa (17/11/2015).

Sementara itu, semua 10 sektor saham di S&P 500 menguat yang juga didukung kenaikan terbesar sektor saham energi sebesar 3,25 persen. Sedangkan saham berkaitan dengan pariwisata cenderung tertekan.Saham American Airlines turun 1,43 persen, United Continental melemah 1,22 persen, dan saham Delta Airlines susut 2,16 persen.

Saham Carnival Corp turun 1,53 persen dan saham Expedia melemah 2,13 persen. Saham Starwood Hotel melemah 3,63 persen menjadi US$ 72,27 setelah setuju membeli Marriott International sekitar US$ 12,2 miliar atau US$ 72,08 per saham. Sedangkan saham Marriot melonjak 1,35 persen.

Meski bursa saham AS menguat, Direktur LEK Securities Frank Davis menilai volume perdagangan tidak terlalu tinggi sehingga pihaknya pesimistis terhadap gerak bursa saham ke depan.Ia pun mengatakan, pelaku pasar masih fokus terhadap rencana kenaikan suku bunga bank sentral AS pada Desember 2015.

Volume perdagangan saham tercatat yang bergerak sekitar 6,7 miliar di bursa saham AS. Angka ini di bawah rata-rata perdagangan saham sektiar 7,2 miliar saham selama 20 hari perdagangan terakhir. (Ahm/Igw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini