Sukses

5 Perusahaan Ini Gagal Lakukan Rebranding

Banyak perusahaan yang sukses melakukan rebranding. Namun ada juga perusahaan yang gagal.

Liputan6.com, Jakarta - Tidak sedikit biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk melakukan rebranding atau mengubah citra perusahaan dengan cara mengubah logo atau tagline. Perusahaan-perusahaan besar bahkan rela merogoh kocek hingga miliaran rupiah untuk melakukan hal itu.

Banyak perusahaan yang sukses dengan melakukan rebranding. Namun ada juga perusahaan yang gagal bahkan ada yang berakhir menjadi sebuah bencana. Berikut ini adalah 5 diantaranya, dikutip dari Inc Selasa, (10/11/2105):    

1. Kraft Foods

Logo asli Kraft Foods telah menjadi ikon bagi masyarakat global. Pada 2009, perusahaan meluncurkan logo baru. Namun, hal tersebut justru dikeluhkan oleh para konsumen, sehingga perusahaan harus mengubah kembali logonya seperti dulu.

2. Syfy

Untuk memperluas ragam acaranya, Sebuah saluran telelevisi kabel SciFi, mengubah mereknya menjadi Syfy. Namun ternyata, dalam bahasa inggris non formal, kata Syfy biasa digunakan utuk menyebut salah satu jenis penyakit kelamin.

3. MasterCard

Logo MasterCard yang sangat sederhana, digantikan sebuah logo baru yang terkesan lebih rumit. Namun entah mengapa penggunaan logo tersebut tidak berlangsung lama dan akhirnya kembali menggunakan logo yang sebelumnya. Terkait perubahan logo tersebut MasterCard setidaknya menghabiskan biaya sekitar US$ 500 juta.

4. Pizza Hut

Pizza Hut mencoba untuk mengubah citra dirinya menjadi "The Hut", dengan tujuan untuk menarik segmen pasar anak muda. Hingga kemudian seseorang menyadari kata "The Hut" dalam budaya popular mengingatkan pada Jabba the Hutt tokoh dalam film star wars, dan juga sebuah gubuk pada acara sitkom Gilligan Island. Akhirnya niat untuk mengubah logo tersebut dibatalkan.    

5. Netflix

Netflix adalah perusahaan daring film berbayar pertama di dunia. Pada 2011, Netflix mengumumkan akan membuat unit bisnis pengiriman DVD bernama Qwikster. Namun sialnya, akun twitter @Qwikster telah dimiliki oleh orang lain, hingga sang pemilik akun sempat kebingungan menyadari akunnya dibanjiri para pengikut.  

Para pengamat menyarankan agar Netflix fokus pada layanan daring dvd ketimbang Qwikster. Akhirnya tidak berselang lama Netflix menutup unit bisnis tersebut. (Ifsan Lukman/Ahm)

 

Reporter: Ifsan Lukman

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.