Sukses

Pemerintah Diusulkan Bikin BUMN Baru untuk Kelola Saham Freeport

Royalti PT Freeport Indonesia juga diusulkan naik menjadi 6-7 persen.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Indonesia dalam waktu dekat akan mengambil alih divestasi saham PT Freeport Indonesia sebesar 10,64 persen. Kepemilikan saham pemerintah di PT Freeport Indonesia mencapai 20 persen. Sebelumnya pemerintah telah punya 9,36 saham PT Freeport Indonesia.

Menanggapi hal itu Direktur Eksekutif Indonesia Resources Study (IRESS) Marwan Batubara meminta kepada pemerintah untuk lebih baik membuat perusahaan BUMN baru dalam rangka mengambil alih Freeport Indonesia untuk jangka panjang.

"Kalau kita mau kelola Freeport, kita ke depan harus punyai saham mayoritas di sana, berarti minimal 51 persen,‎ itu harus dimiliki pemerintah melalui BUMN, kalau perlu BUMN baru dibentuk, karena Antam 30 persen sudah go public‎, jadi akan susah," kata Marwan di Jakarta, Minggu (25/10/2015).

Marwan menuturkan, BUMN baru ini diperlukan karena pengelolaan tambang emas di Papua bukan hal sederhana. Pengelolaannya butuh perhatian khusus. Tidak hanya itu, mewakili suara masyarakat Indonesia, Marwan juga meminta kepada pemerintah untuk solid, tidak saling berbeda pendapat demi mewujudkan keinginan masyarakat untuk mengambil alih Freeport paling lambat pada 2021.

Untuk mendapatkan mayoritas saham Freeport Indonesia pada 2021, Marwan juga mengusulkan kepada pemerintah untuk menaikkan royalti yang diberikan PT Freeport Indonesia ke pemerintah Indonesia menjadi 6-7 persen.

"Supaya mencapai target dapat porsi lebih banyak, pajak jangan turun dan royalti harus dinaikkan. Buttom line penerimaan negara lebih besar, sekarang memang sudah tapi masih melalui bea keluar, besok kalau ada smleter bea keluar tidak kena lagi," kata Marwan.

Seperti diketahui, Menteri BUMN Rini Soemarno mengaku tidak akan menugaskan Antam untuk mengambil alih saham PT Freeport Indonesia 10,64 persen yang senilai US$ 2 miliar. Itu dikarenakan kondisi keuangan Antam yang menurut Rini tidak akan kuat.

Karena itu, Rini memunculkan nama PT Indonesia Asahan Alluminium (Persero) sebagai perusahaan lain dalam divestasi saham tersebut. Namun belum diputuskan apakah nanti Antam dan Inalum akan membentuk konsorsium dalam proses divestasi, ataukan hanya Inalum.‎

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.