Sukses

Menakar Potensi Wijaya Karya Melaju di Proyek Kereta Cepat

PT Wijaya Karya Tbk mendapatkan keuntungan dari proyek infrastruktur pemerintah dan mega proyek lainnya.

Liputan6.com, Jakarta - PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), salah satu perusahaan konstruksi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan mendapatkan keuntungan dari sejumlah proyek infrastruktur terutama dari pemerintah dan megaproyek lainnya.

Analis PT Sinarmas Sekuritas Bryan Sjahputra menuturkan PT Wijaya Karya Tbk telah mengambil bagian di sejumlah megaproyek mencapai Rp 150 triliun. Potensial pendapatan dari konstruksi diperkirakan mencapai Rp 61 triliun untuk empat tahun mendatang.

"Dengan perusahaan memaintain bagian dari kepemilikan di sejumlah proyek itu dapat memberikan keuntungan untuk proses tender konstruksi," ujar Bryan, seperti dikutip dalam risetnya, yang ditulis Kamis (22/10/2015).

Bryan menuturkan, PT Wijaya Karya Tbk menjadi salah satu perusahaan konstruksi mendapatkan keuntungan dari proyek pemerintah. Pihaknya melihat lompatan besar dari order terbaru untuk beberapa tahun mendatang dari mega proyek kereta cepat Jakarta-Bandung dan pembangkit listrik Jawa 5 serta 7.

PT Wijaya Karya Tbk telah ditunjuk memimpin konsorsium proyek kereta cepat Jakarta-Bandung. Wika akan menaungi tiga perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yaitu PT Kereta Api Indonesia (Persero), PT Jasa Marga Tbk, dan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII.

Selain itu, perusahaan BUMN ini juga menjadi kontraktor terdepan untuk menggarap proyek pembangkit listrik. Perseroan dapat memperoleh keuntungan dari proyek pembangkit listrik. Apalagi pemerintahan Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla mendorong proyek 35 ribu MW hingga 2019.

Akan tetapi, Bryan menilai, pengerjaan pembangkit listrik memang sangat rendah, tetapi juga menarik. Harapan pengerjaan untuk pembangkit listrik ini rendah lantaran situasi stagnan dalam pembangunan dan harga listrik di pembangkit listrik Batang. Hal tersebut menjadi sentimen negatif untuk perseroan.

"Dalam pandangan kami pengerjaan proyek pembangkit listrik ini merupakan skenario risiko yang sangat menarik. Apalagi pemerintah menyiapkan sejumlah langkah untuk menunjukkan dukungan di proyek infrastruktur," kata Bryan.

Kepala Riset PT Koneksi Kapital Alfred Nainggolan menuturkan prospek kinerja PT Wijaya Karya Tbk dalam proyek kereta cepat dan pembangkit listrik tidak akan berimbas langsung pada 2015 ini.

"Dalam laporan keuangan, tidak akan berimbas langsung untuk jangka pendek, tidak akan di catatkan pada 2015," kata Alfred

.Alfred juga mengatakan dengan adanya proyek kereta cepat dan pembangkit listrik baru ini, membuat pekerjaan PT Wijaya Karya Tbk cukup aman pada 2016 hingga 2017.

Pemerintah telah berkomitmen mendorong pembangunan infrastruktur dengan membuat proses pembebasan lahan lebih mudah. Hal ini sangat positif untuk industri.  Pemerintah telah mengatur pembebasan lahan itu dalam Peraturan Presiden Nomor 30 tahun 2015. Ini pun akan menguntungkan PT Wijaya Karya Tbk.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tantangan PT Wijaya Karya Tbk

Tantangan PT Wijaya Karya Tbk

Perseroan juga harus menghadapi tantangan jangka pendek untuk pengerjaan megaproyek tersebut. Dalam beberapa tahun pertama operasi, proyek-proyek ini akan memiliki arus kas negatif. Hal itu mengingat pembangkit listrik diperkirakan dapat memiliki jangka waktu pengembalian modal dalam tujuh tahun. Sementara proyek kereta cepat Jakarta-Bandung memakan waktu 29 tahun untuk mencapai titik impas.

"Meskipun kepemilikan akan menyediakan perusahaan untuk pendapatan berulang besar di masa depan, prospek jangka pendek dengan arus kas negatif tetap menjadi risiko utama," kata Bryan.

Sementara itu, Alfred menilai, perusahaan konstruksi juga tergantung pada pendanaan untuk pengerjaan proyek. Namun Wika memiliki peluang untuk menarik pinjaman, akan tetapi perlu juga jeli untuk memaksimalkan utang tersebut.

Begitu banyak kabar negatif membuat saham PT Wijaya Karya Tbk mengalami koreksi 23 persen, dan angka ini lebih besar dibandingkan rata-rata industri dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Bryan menilai, koreksi saham WIKA terjadi lantaran performa kinerja semester I 2015 melambat. Hal itu lantaran terjadi penurunan di segmen properti dan precast.

Akan tetapi, tak selamanya kabar negatif itu akan menekan saham PT Wijaya Karya Tbk. Perseroan kini terlibat dalam sejumlah proyek diharapkan dapat menjadi berita positif bagi investor.

Apalagi divisi precast akan memberikan kontribusi signifikan ke depan.Anak usaha perseroan PT Wijaya Karya Beton Tbk diperkirakan dapat menikmati keuntungan permintaan precast dari mega proyek pemerintah.

Selain itu, PT Wijaya Karya Beton memiliki cakupan luas untuk manufaktur precast diharapkan mendapatkan keuntungan dari pertumbuhan pembangunan infrastruktur di area urban.

Rekomendasi Saham

Dengan berbagai faktor tersebut, PT Sinarmas Sekuritas merekomendasikan beli saham PT Wijaya Karya Tbk dengan target harga Rp 3.580 dalam 1 tahun. Target harga itu merefleksikan kenaikan 19,5 persen dengan menggunakan valuasi discounted cash flow (DCF).

Menurut Alfred, saham Wika masih layak dikoleksi oleh para investor mengingat valuasi sahamnya masih murah. "Valuasinya cukup murah dibanding saham BUMN lain. Price Earning Ratio (PER) di bawah 20," tutur Alfred.

Untuk Wika, Alfred merekomendasikan beli dengan target jangka pendek di level harga Rp 3.400, dan Rp 3.800 untuk satu tahun ke depan.

Pada penutupan perdagangan saham Rabu 21 Oktober 2015, saham PT Wijaya Karya Tbk naik 1,31 persen ke level Rp 3.100 per saham. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 3.474 kali dengan nilai transaksi harian saham Rp 55,8 miliar. (Ilh/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini