Sukses

100 Desa Sawit Akan Dididik Tanggap Kebakaran Hutan

Badan Pengelola Dana Perkebunan Sawit akan mengajak perusahaan sawit untuk menerapkan program tanggap kebakaran.

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) sawit akan membina sekitar 100 desa untuk mengantisipasi kebakaran hutan pada lahan kelapa sawit.

Direktur Utama BPDP Sawit, Bayu Krisnamurthi mengatakan, untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan kembali pada masa mendatang, 100 desa akan dijadikan desa sawit tangga api. 100 desa tersebut terletak di wilayah rentan kebakaran hutan.

Dana untuk menjalankan program berasal dari pungutan dana sawit. "Paling tidak pada 2016 nanti 100 desa bisa kami dukung untuk mengantisipasi api itu," kata Bayu, di kantor BPDP, Jakarta, Selasa (13/10/2015).

Bayu mengungkapkan, masyarakat desa tersebut akan dibekali pengetahuan tentang cara memadamkan kebakaran sedini mungkin. Jika terjadi kebakaran masyarakat bisa langsung menanganinya.

"Mekanisme pemadaman sedini mungkin level desa. Ini gerakan melihat situasi yang ada sekarang, ke depan jika ada kemarau lagi maka tidak akan terjadi kebakaran seperti ini. Sekarang memang untuk mengatasinya sudah terjadi tidak banyak berbuat," jelas Bayu.

Bayu menambahkan, desa tersebut juga akan dibekali dengan peralatan pemadaman kebakaran, agar kebakaran tidak menjadi besar. Untuk menerapkan program ini BPDP akan menggandeng Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Menurut Bayu, pihaknya akan mengajak perusahaan sawit untuk menerapkan program tersebut pada desa sawit di sekitar wilayah operasi. "Kami ajak perusahaan sawit melakukan hal yang sama, kita bisa menambah sebanyak mungkin desa tanggap api," tuturnya.

Saat ini sudah jalan proyek percontohan yang ada di sembilan desa yang menjalankan program tersebut yang diinsiasi oleh PT Asian Agri, di perkebunan sawit wilayah operasinya.

"Saat ini pendekatan yang kami pakai pendekatan pencegahan baik perusahan sawit maupun dana sawit, saat ini ada sembilan desa atas dukungan dana sawit berhasil mencegah kebakaran di desa itu," pungkasnya. (Pew/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini