Sukses

RFCC Cilacap Produksi Elpiji 1.066 Ton/Hari

Unit Residual Fluid Catalytic Cracking (RFCC) Refinery Unit (RU) IV Cilacap telah meningkatkan produksi elpiji sebanyak 1.066 ton per hari.

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) mengumumkan Unit Residual Fluid Catalytic Cracking (RFCC) Refinery Unit (RU) IV Cilacap, atau kilang elpiji Cilacap telah meningkatkan produksi liquid petroleum gas (LPG) elpiji sebanyak 1.066 ton per hari. Dengan begitu Pertamina bisa menekan impor elpiji dengan kuantitas yang sama.

General Manager RU IV Cilacap Nyoman Sukadana mengatakan, RFCC RU IV Cilacap siap untuk beroperasi secara komersial pada Oktober 2015 ini. Hal tesebut ditandai dengan hasil produksi yang telah dikeluarkan oleh unit RFCC tersebut berupa High Octane Mogas Component (HOMC) dan elpiji.

"Menyusul produksi elpiji yang dihasilkan oleh unit RFCC, pada hari Jumat (9/10), dilakukan penyaluran perdana elpiji dari RFCC RU IV Cilacap ke Gas Domestik (Gasdom) Marketing Operation Region (MOR) IV Jawa Tengah," kata Nyoman, di Jakarta, Minggu (11/10/2015).

Nyoman mengungkapkan, elpiji yang dihasilkan oleh unit tersebut sebesar 1.066 ton per hari, dan saat ini RU IV Cilacap akan menyalurkan elpiji perdana sebanyak 2 ribu ton.

Produksi elpiji tersebut akan disalurkan ke masyarakat yang berada di Pulau Jawa, utamanya provinsi Jawa Tengah, sehingga dapat menjamin pasokan elpiji di daerah itu.

Nyoman menambahkan, penyaluran elpiji disalurkan melalui pipa dan disimpan dalam tanki elpiji di Gasdom Region IV yang terletak di Kawasan Industri Cilacap (KIC).

"Produksi LPGdari RFCC RU IV Cilacap telah dimulai pada awal Oktober 2015 lalu di unit elpiji Plant dan kini siap didistribusikan ke masyarakat melalui Gasdom Region IV," tutur Nyoman.

Sebelum beroperasinya unit RFCC ini , pemenuhan kebutuhan elpiji masyarakat berasal dari RU IV Cilacap dengan produksi sekitar 200 ton per hari dan impor.

"Dengan beroperasinya unit RFCC yang menghasilkan produksi elpiji 1.066 ton per hari, kita dapat menekan impor elpiji untuk kebutuhan Jawa Tengah dan Yogyakarta sebesar 50 persen sehingga dampaknya sangat signifikan untuk menghemat devisa negara," tutup Nyoman.

Tujuan pembangunan RFCC Project Cilacap adalah untuk meningkatkan produksi HOMC dengan target 37.000 barrel per hari (bph), elpiji sebesar 1.066 ton per hari, dan Propylene sebanyak 430 ton per hari. Dengan demikian diharapkan dapat mengurangi impor dan menghemat devisa negara hingga 5-6 persen per tahun. (Pew/Zul)

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini