Sukses

Pertamina Minta AP II Kurangi Pajak Agar Harga Avtur Turun

Salah satu komponen menyebabkan biaya avtur tinggi yaitu pajak yang dikenakan oleh PT Angkasa Pura II (Persero).

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) sebagai penyedia bahan bakar pesawat yaitu avtur di beberapa bandara menyatakan ada beberapa komponen yang menyebabkan harga avtur tersebut tinggi di beberapa bandara.

VP Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Wianda Pusponegoro mencontohkan salah satu komponen yang menyebabkan biaya avtur dinilai tinggi yaitu pajak yang dikenakan oleh PT Angkasa Pura II (Persero) selaku pengelola bandara di kawasan Indonesia bagian barat.

Untuk itu, dirinya bersama manajemen Pertamina saat ini tengah mengkaji dan berkomunikasi dengan AP II untuk menurunkan pajak penjualan di beberapa bandara di bawah penguasaaannya.

"‎Dengan AP II kita sama-sama mencari langkah-langkah maka ada komponen-komponen biaya, yang lain, dan mungkin pajak yang bisa dikurangin agar harga ini bisa menjadi lebih kompetitif," kata Wianda saat berbincang dengan wartawan, Selasa (15/9/2015).

Selama ini avtur milik Pertamina dikenakan Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Selain PPN tersebut, AP II juga mengenakan beberapa biaya seperti concession fee dan beberapa sewa peralatan di bandara-bandara yang bersangkutan.

Wianda mengatakan, selama ini harga avtur kurang bersaing di Indonesia secara lebih umumnya dipengaruhi juga kondisi geografis Indonesia yang berbentuk wilayah kepulauan. Distribusi avtur tersebut yang kemudian terpaksa dimasukkan Pertamina dalam biaya operasional yang kemudian mempengaruhi harga jualnya.

"Sekarang kita terbukti menyalurkan sampai ke Tual Maluku, Mamuju, Berau, Manokwari, Sorong, kemudian Labuhan Bajo, kemudian ini yang terbukti tingkat penerbangannya sangat rendah, biaya penganggkutannya avtur kesana juga mahal, karena transportasi terbatas, dan juga infrastrukturnya yang terbatas‎," kata Wianda.

Seperti diketahui, Menteri Perhubungan Ignasius Jonan mengeluhkan harga avtur di Indonesia lebih mahal hingga 20 persen jika dibandingkan dengan harga internasional. Tingginya harga avtur terssebut mempengaruhi biaya operasional pesawat yang dilakukan oleh maskapai.

Untuk itu dirinya meminta harga avtur untuk dapat diturunkan demi mendukung misi pemerintah untuk mendatangkan wisatawan mancanegara ke Indonesia terutama transportasi penerbangan menjadi gerbang utamanya. (Yas/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.