Sukses

Orang Kaya Masih Gemar Berbelanja Konvensional

Berdasarkan survei Luxury Institute terhadap 1.600 orang kaya menunjukkan kalau mereka lebih memilih dan membeli barang secara langsung.

Liputan6.com, Jakarta - Belanja online yang semakin digemari tak membuat belanja secara konvensional ditinggalkan. Berdasarkan survei terbaru, orang kaya masih lebih suka berbelanja konvensional. Mereka pergi ke toko, meneliti barang yang dibeli dan bahkan memiliki seorang tenaga penjual yang membantunya untuk membeli barang sempurna.

Hal itu ditunjukkan dari penelitian yang dilakukan Luxury Institute kepada 1.600 orang kaya tentang kebiasaan belanja. Studi ini menemukan kalau sedikit para penggila belanja terutama orang kaya mengetahui apa yang mereka inginkan, pergi keluar dan membeli barang. Malah sebaliknya, mereka memilih keliling toko, dan melihat barang secara dekat. Mereka juga bahkan memerlukan saran langsung dari para tenaga penjual.

"Ini menunjukkan sebuah kesempatan luar biasa untuk menciptakan hubungan berdasarkan keahlian, kepercayaan dan keramahan di toko," ujar Milton Pedraza, CEO Luxury Institute seperti dikutip dari laman Bloomberg, Selasa (30/6/2015).

Selain itu, dalam survei itu disebutkan kalau perempuan lebih memilih membeli perhiasan langsung di tempat setelah melihat contoh barang dan perhiasan di toko. Mereka biasanya tidak melakukan survei terlebih dahulu sebelum membeli. Kecuali membeli tas, sekitar 60 persen perempuan memilih tidak melakukan riset online.

Satu-satunya pengecualian yaitu laki-laki ketika ingin membeli jam tangan. Sekitar 28 persen para pria lebih memilih untuk melakukan survei terlebih dahulu. Sedangkan perempuan melakukan survei terlebih dahulu untuk membeli produk kecantikan.

Dalam penelitian itu juga menyebutkan, kalau pembeli orang kaya lebih memilih untuk dipandu seseorang dari tenaga penjual untuk membeli barang. Pria terutama ingin dibantu soal jam tangan dan perhiasan. Sedangkan perempuan lebih memilih bantuan para profesional terkait produk kecantikan.

Pedraza mengatakan, bagi tenaga penjual, pencarian abadi untuk pelanggan adalah yang tidak lagi bekerja. Para penggila belanja memilih mereka untuk mendapatkan pengetahuan dan bimbingan, dan biasanya tenaga penjual ini tidak langsung menawarkan produknya kepada calon pelanggan. Untuk ini, para penjual harus melatih para pekerja untuk membangun hubungan dengan pelanggan.

"Jika Anda ingin mendapatkan kepercayaan mereka, Anda mendapatkan hak untuk menghubungi mereka lagi," tutur Pedraza. (Ahm/)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini