Sukses

Mantan Pegawai Bank Ini Ubah Limbah Botol Plastik Jadi Furnitur

Satu unit kursi tamu dengan meja yang dibuat dari limbah botol plastik dipasarkan dengan harga Rp 1,5 juta.

Liputan6.com, Bengkulu - Pensiun dari salah satu bank swasta tidak membuat Roy Nelwan berdiam diri. Dengan kemampuan membuat furnitur yang diturunkan sang ayah, Roy mampu mengubah barang bekas seperti limbah botol plastik menjadi peralatan rumah tangga.

Roy bernama tionghoa Ang Kian ini memulai usaha membuat furnitur dari botol plastik bekas sejak tiga tahun lalu. Salah satu furnitur yang dibuat seperti kursi tamu. Satu unit kursi tamu lengkap dengan meja dipasarkan dengan harga Rp 1,5 juta.

Produk lain yang juga diproduksi Roy bersama Kelompok Penataan Lingkungan Pemukiman Berbasis Komunitas (PLPBK) Rafflesia Kelurahan Sumur Meleleh Kecamatan Teluk Segara Kota Bengkulu ini adalah tas belanja ke pasar dan hiasan dinding.

"Kami di PLPBK Rafflesia ini mencoba mengubah sampah non organik yang menakutkan menjadi barang yang bernilai ekonomi tinggi," ujar Roy sambil mengisi botol plastik bekas air mineral dengan pasir pantai (28/6/2015).

Bahan baku botol plastik ini, kata dia, didapat dari limbah buangan hotel, rumah makan dan limbah salah satu Mall di Bengkulu. Semua didapat dengan gratis, tetapi mereka harus menyisihkan dan mengangkut sendiri limbah tersebut.

Impian para anggota PLPBK Rafflesia yang bermukim di pesisir pantai Kota Bengkulu itu adalah merenovasi bahkan membangun rumah para anggota dengan bahan botol bekas.

Untuk satu unit rumah sedikitnya diperlukan 8.000 botol plastik air mineral, dengan perkiraan biaya dari awal sebesar Rp 50 juta. Saat ini anggota PLPBK tercatat sebanyak 50 Kepala Keluarga, untuk tahap awal mereka akan membangun di kawasan RT 2 Kelurahan Sumur Meleleh dengan merobohkan rumah berbahan kayu itu dan melakukan pembangunan dari awal.

"Hanya fondasi rumah saja yang disisakan, benar benar kami bangun dari awal, dasar botol plastik diisi pasir pantai ini, kami yakin memiliki daya Hydrophonik untuk mengantisipasi getaran gempa," pungkas Roy Nelwan. (Yuliardi H/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini