Sukses

Ekonomi Lesu, BCA Masih Berambisi Akuisisi Bank

Manajemen BCA menyiapkan dana Rp 1 triliun untuk akuisisi bank.

Liputan6.com, Jakarta - Rencana akuisisi PT Bank Central Asia Tbk (BCA) ‎masih terkatung-katung karena ekonomi Indonesia melambat. Namun niat mencaplok salah satu perbankan optimistis berlanjut sambil menunggu membaiknya perekonomian di Tanah Air.

Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja mengungkapkan, perseroan masih dalam tahap pencarian bank yang akan diakuisisi. Rencana aksi korporasi ini harus berjalan mulus dengan memperhatikan kondisi perekonomian Indonesia.

"Kita masih lihat-lihat bank yang mau diakuisisi. Tapi karena perekonomian melemah, tunggu di kuartal III ini. Pada saat itu, bank mana yang performance-nya bagus, kita akuisisi," ujar dia saat berbincang dengan wartawan di Hotel Kempinski, Jakarta, Jumat (26/6/2015).

Saat dikonfirmasi mengenai perbankan mana yang akan diambilalih, Jahja bungkam. Dia hanya memberi kisi-kisi target bank yang ingin dicaplok adalah bank yang mempunyai pasar khusus dan beroperasi atau menguasai pasar di daerah tertentu.

"Belum tahu bank-nya. Tapi kita sudah siapkan dana lebih dari Rp 1 triliun untuk mengakuisisi bank ini. Targetnya yang punya pasar sendiri dan di daerah tertentu. Kita juga tidak mungkin tergesa-gesa, yang penting kalau ada jodoh baru kita masuk akuisisi," pungkas Jahja.

PT Bank Central Asia mencatatkan laba bersih sebesar Rp 4,1 triliun pada kuartal I 2015. Pencapaian tersebut meningkat 10,7 persen jika dibandingkan dengan periode sama tahun lalu sebesar Rp 3,7 triliun.

Kenaikan laba tersebut ditopang paling tinggi dari pendapatan operasional perusahaan (pendapatan bunga bersih dan pendapatan operasional lainnya) yang naik 13,2 persen menjadi Rp 11 triliun dari sebelumnya Rp 9,7 triliun di kuartal I 2014.

Selain pendapatan operasional, penopang selanjutnya laba perseroan adalah kenaikan pendapatan dari segi kredit yang tumbuh 5,8 persen year on year (YoY) menjadi Rp 335,6 triliun.

Adapun keseluruhan portofolio kredit dengan kredit korporasi menyumbang 32,5 persen dari total portofolio sementara kredit komersial dan UKM dan konsumer masing-masing merupakan 40,1 persen dan 27,4 persen dari total portofolio kredit. Kredit korporasi naik 2,9 persen YoY mencapai Rp 109,2 triliun. (Fik/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini